Yogyakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Pemberdayaan Petani Forum Transparansi Gula Nasional (FTGN) Ardianto Santoso menilai keberadaan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) sebagai organisasi petani tebu perlu dievaluasi secara total.
"Sehubungan dengan masalah distribusi dan impor gula dengan ditangkapnya Direktur Utama PTPN III dan beberapa orang lainnya, keberadaan APTRI perlu dievaluasi total," kata Ardianto di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, selama ini APTRI tidak tanggap terhadap permasalahan petani tebu, APTRI selalu lantang ketika berbicara gula tetapi tidak pernah berbicara tentang tebu (on-farm).
"Padahal, permasalahan tebu masih cukup banyak, di antaranya ketersediaan bibit tebu berkualitas dan produktivitas yang rendah. Sejatinya, esensi APTRI adalah petani tebu," kata Ardianto.
Oleh karena itu, menurut dia, pengurus APTRI ke depan harus insan yang profesional serta tanggap terhadap permasalahan petani tebu dan perkembangan teknologi era industri 4.0.
"Kami juga mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengungkap kasus distribusi gula dan menangkap 'pemain utama' yang sudah menjadi rahasia umum," kata Ardianto.