Artjog 2020 simulasi kunjungan pameran sesuai protokol kesehatan

id Artjog 2020,protokol kesehatan,pameran seni rupa

Artjog 2020 simulasi kunjungan pameran sesuai protokol kesehatan

Salah satu karya seni yang akan ditampilkan saat gelaran Artjog 2020 di Jogja National Museum yang rencananya dibuka untuk umum mulai awal September. (Antara/Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Pameran seni rupa kontemporer Artjog pada 2020 digelar secara berbeda akibat pandemi COVID-19, dan penyelenggara pun melakukan simulasi kunjungan guna memastikan seluruh prosedur dan protokol kesehatan bisa dilakukan secara optimal.

“Secara umum, seluruh prosedur atau protokol kesehatan yang kami rancang sudah memenuhi ketentuan aturan, meski masih ada beberapa catatan yang harus diperbaiki,” kata Kurator Artjog 2020 Bambang Toko usai simulasi di Yogyakarta, Kamis.

Dalam simulasi tersebut, penyelenggara Artjog melibatkan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta, legislatif, dan instansi terkait seperti Dinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.

Sejumlah protokol kesehatan yang akan diterapkan saat Artjog membuka kunjungan untuk umum di antaranya adalah pembatasan jumlah pengunjung dalam satu sesi.

Sesuai rencana awal, jumlah pengunjung dalam satu sesi atau dua jam dibatasi 30 hingga 50 orang. “Mungkin bisa dimaksimalkan 50 orang per sesi karena kapasitas ruang pameran di Jogja National Museum (JNM) juga mencukupi,” katanya yang menyebut pengunjung harus melakukan reservasi terlebih dulu secara daring.

Selain itu, karya seni yang dipamerkan pun tidak bersifat interaktif sehingga cukup dinikmati dengan cara dilihat saja. “Tidak ada interaksi atau sentuhan seperti karya seni yang dipamerkan saat Artjog 2019,” katanya.

Penyelenggara juga akan memastikan tidak ada pengunjung yang bergerombol. Pemantauan alur pengunjung juga didukung oleh kamera CCTV yang tersebar di berbagai sudut gedung.

Sesuai rencana, Artjog 2020 dengan mengusung tema “Resilience” tersebut dapat dinikmati secara langsung mulai 1 September.

“Meski pemerintah atau gugus tugas sudah menyetujui protokol kesehatan yang kami terapkan, namun kami tetap akan menunggu surat resmi dari pemerintah atau gugus tugas mengenai rekomendasi pameran,” katanya.

Artjog 2020 melibatkan 78 seniman yang sebagian besar berasal dari DIY dan tidak ada seniman atau karya dari seniman luar negeri.

Sementara itu, Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, protokol kesehatan untuk gelaran Artjog 2020 sudah disusun dengan baik.

“Terlihat jelas bagaimana komitmen penyelenggara untuk bisa menyelenggarakan pameran berkualitas tanpa meninggalkan penerapan protokol kesehatan,” katanya.

Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta bahkan mendorong agar ada semakin banyak pameran seperti Artjog yang diselenggarakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Yang belum bisa diizinkan adalah pertunjukan seni berskala besar di lapangan. Tetapi, pertunjukan semacam Artjog justru didorong untuk lebih banyak digelar,” katanya.

Sedangkan Kepala Bidang Atraksi Wisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Edi Sugiharto mengatakan, melakukan penilaian terhadap protokol kesehatan di Artjog sebelum dikeluarkan surat rekomendasi penyelenggaraan.

“Kegiatan ini masuk dalam kategori rekreasi dan hiburan pada sub galeri pertunjukan seni. Ada beberapa protokol yang harus dipenuhi penyelenggara,” katanya.

Protokol utama adalah pemenuhan “clean health and safety” ditambah penggunaan thermo gun untuk mengukur suhu tubuh pengunjung.

“Penyelenggara bahkan sudah membuat aturan mengenai jumlah maksimal pengunjung, tambahan ruang kesehatan, dan pengumuman untuk mengingatkan pengunjung agar selalu menaati protokol kesehatan,” katanya.

Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024