DPRD Kulon Progo minta pemkab evaluasi program bedah Menoreh

id DPRD Kulon Progo,Fraksi Golkar,Bedah Menoreh,Kulon Progo

DPRD Kulon Progo minta pemkab evaluasi program bedah Menoreh

Anggota DPRD Kulon Progo Wisnu Prasetya. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Wisnu Prasetya meminta pemerintah daerah setempat mengevaluasi kembali program bedah Menoreh supaya memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan ekonomi di wilayah utara.

Wisnu Prasetya di Kulon Progo, Selasa, mengatakan semangat program bedah Menoreh adalah membedah kemiskinan, membedah potensi wisata, membedah budaya, membedah potensi lokal, dan membedah infrastruktur.

"Program bedah Menoreh ini gaungnya hampir 10 tahun, tapi dampak yang dirasakan oleh masyarakat ini belum ada. Jangan sampai bedah Menoreh ini untuk pencitraan. Kami minta Pemkab Kulon Progo benar-benar mengevaluasi kembali program bedah Menoreh, minimal kembali ke semangat pembangunannya," kata Wisnu.

Ia mengatakan saat ini angka kemiskinan di kawasan Bukit Menoreh sangat tinggi, apalagi dengan adanya pandemi COVID-19. Kecamatan yang ada di wilayah Bukit Menoreh, yakni Kokap, Girimulyo, Samigaluh, dan Nanggulan. Begitu juga dengan infrastruktur jalan sangat tidak layak, baik jalan kabupaten primer satu dan primer dua, jalan provinsi juga belum memenuhi standar.

"Jalan-jalan di kawasan Perbukitan Menoreh masih sangat tidak layak, karena anggaran fokus di wilayah selatan. Pemkab ini setengah hati dalam program bedah Menoreh," katanya.

Selanjutnya, bedah Menoreh sektor pariwisata juga tidak maksimal. Gua Kiskendo, Soroloyo, Kebun Teh Nglinggo, dan Tritis, serta desa-desa wisata juga belum digarap secara maksimal. Pemkab Kulon Progo melalui dinas teknis harus fokus membangun satu potensi yang bisa menjadi ikon dan bisa mendongkrak kunjungan wisatawan.

"Kami minta objek wisata di wilayah Perbukitan Menoreh diperhatikan, dan dibangunkan jalan pendukung," kata anggota Fraksi Golkar ini.

Kemudian bedah ekonomi, menurut Wisnu juga belum ada kebijakan yang revolusioner. Misalnya, gerakan pemanfaatan untuk pangan, dan budi daya lele atau jenis ikan lainnya untuk mensuplai program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), tapi kenyataannya dipasok dari kecamatan lain.

"Artinya tidak ada program pemberdayaan ekonomi masyarakat, jadi kami mohon pemkab membenahi program pemberdayaan masyarakat, khususnya di wilayah Bukit Menoreh supaya ekonomi mereka bangkit, dan tidak menggantungkan bantuan pemerintah," katanya.

Sebelumnya, Kepala DPUKP Kulon Progo Gusdi Hartono mengatakan pembangunan infrastruktur jalur bedah Menoreh ini bertujuan untuk mempermudah akses wisatawan untuk berkunjung ke Candi Borobudur dari bandara baru.

Jalur Bedah Menoreh tersebut akan menyentuh desa-desa yang terdapat obyek wisata, antara lain ada Waduk Sermo, Kali Biru, Kedung Pedut, Gua Kiskendo, Sendratari Sugirwo Subali, Kebun Teh Tritis, Suroloyo, hingga Sendangsono.

"Semangat pembangunan Jalan Bedah Menoreh adalah membedah kemiskinan, membedah budaya, hingga membedah pariwisata dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat," katanya.