Presiden bangga LRT Jabodebek sepanjang 44 km

id Presiden joko widodo, menteri perhubungan budi karya sumadi, LRT Jabodebek

Presiden bangga LRT Jabodebek sepanjang 44 km

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) didampingi Dirut PT KAI Didiek Hartantyo, Dirut Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson, dan sejumlah pejabat terkait saat mengunjungi Stasiun LRT Taman Mini Indonesia Indah, Selasa (8/6/2021). ANTARA/HO-BKIP Kemenhub.

Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo menyatakan bangga atas adanya angkutan moda transportasi Light Rapid Transit (LRT) yang melalui Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodebek) sepanjang 44 km dengan 18 titik pemberhentian.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi seusai mendampingi Presiden mencoba dan meninjau LRT Jabodebek.

"Presiden bangga karena ada satu angkutan LRT panjangnya 44 km dengan 18 titik pemberhentian. Ini akan selesai pertengahan tahun depan," ujar Menhub dalam keterangan pers virtual yang disaksikan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, di Jakarta, Rabu.

Menhub mengatakan kebanggaan Presiden beralasan, sebab sebuah teknologi tidak mungkin diraih sebuah bangsa begitu saja. Dia mengatakan harus ada upaya yang dilakukan dan terbukti konsorsium perusahaan anak bangsa dapat membangun LRT yang kualitasnya tidak kalah dengan negara lain.

"Terbukti di beberapa negara kita mampu memenangkan tender. Oleh karenanya, kita sepakat semua angkutan massal yang ada di kota-kota besar akan dilanjutkan dengan semangat ini," jelasnya.

Menhub menyampaikan LRT Jabodebek akan menghadirkan 31 rangkaian, di mana 26 rangkaian di antaranya sudah selesai saat ini.

Menurutnya, hal ini menunjukkan semua dilakukan dengan tepat, konservatif dan memiliki waktu untuk mengintegrasikan.

Menurut Menhub, dalam kesempatan tersebut Presiden memberikan arahan yakni pertama, upaya-upaya menghadirkan transportasi massal harus terus konsisten dilakukan. Kedua, upaya memberdayakan potensi angkutan bangsa harus dilakukan.

Ketiga, lakukan dengan baik supaya integrasi antarmoda kereta api dengan kereta lain atau angkutan lain menjadi baik. Keempat, upayakan pemerintah memberi stimulasi dan swasta diperankan.

"Sekarang kebetulan PT KAI yang diperankan. Lain waktu bisa saja perusahaan lain. Oleh karenanya di era sekarang ini kita memberi kesempatan kepada swasta untuk berperan dan bisa turut serta dalam pembangunan nasional," jelas Menhub.

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024