Rutan Kelas IIB Wates-SCI bekali warga binaan keterampilan pembuatan rambut palsu

id Rutan Kelas IIB Wates,Kulon Progo,warga binaan,COVID-19

Rutan Kelas IIB Wates-SCI bekali warga binaan keterampilan pembuatan rambut palsu

Warga binaan Rutan Kelas IIB Wates membuat rambut palsu. ANTARA/HO-Humas Rutan Kelas IIB Wates

Kulon Progo (ANTARA) - Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Wates di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan PT Sung Cahang Indonesia memberikan keterampilan dan pekerkaan sementara kepada warga binaan membuat rambut palsu.

Kepala Rutan Wates Deny Fajariyanto di Kulon Progo, Selasa, mengatakan bahwa kegiatan ini sudah berlangsung sejak pandemi COVID-19 sebagai wujud pemberdayaan terhadap warga binaan agar memiliki keterampilan dan keahlian sebagai bekal kembali ke tengah masyarakat.

Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Wates telah memperluas kerja samanya dengan berbagai pihak. Selama pandemi ini, pihaknya bekerja sama dengan PT Sung Chang Indonesia, pengolahan wig keriting butterfly yang hingga saat ini menjadi unggulan Rutan Wates dalam bidang produksi.

Selama masa pandemi ini, kata Deny, masih terus berjalan, bahkan selalu mengalami peningkatan produksi.

Selain pembuatan rambut palsu, warga binaan telah diberikan berbagai macam keterampilan di dalam rutan, seperti menjahit, pertukangan, cukur rambut, dan pertanian. Butuh lebih dari keterampilan untuk bisa bertahan di dunia kerja, apalagi di tengah pandemi saat ini, persaingan menjadi lebih kompetitif.

Ia mengatakan bahwa pandemi tidak pernah menghalangi warga binaan untuk selalu berkarya dan justru makin produktif. Setiap harinya, warga binaan dapat menghasilkan kurang lebih 100 buah wig keriting butterfly.

"Hingga saat ini produksi mengalami peningkatan cukup tajam menjadi 400 buah wig per harinya," katanya.

Deny mengatakan rambut palsu hasil karya warga binaan tersebut akan diekspor ke luar negeri oleh PT. Sung Chang Indonesia setelah dilakukan finishing. Produk rambut palsu (wig) produksi PT Sung Chang Indonesia Kulon Progo cukup dimiati pasar luar negeri, terutama pasar Eropa, Amerika dan Jepang.

Dari bimbingan kerja ini, selain mendapatkan keterampilan, warga binaan juga dapat upah/premi setelah penyetoran hasil rambut palsu yang telah dikeriting.

"Premi ini diberikan kepada warga binaan yang bersangkutan secara kekeluargaan," katanya.