Pelaku UMKM harus proaktif manfaatkan peluang

id UMKM,Gita Wirjawan,Suku bunga,Singapura

Pelaku UMKM harus proaktif manfaatkan peluang

Perajin menyelesaikan kerajinan anyaman rotan di salah satu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Senin (26/7/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.

Jakarta (ANTARA) - Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyarankan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar lebih peka dan proaktif memanfaatkan peluang.

“Banyak orang yang peka, tapi gak dimanfaatkan. Kalau kita lebih sering memanfaatkan, maka kita lebih selektif memanfaatkan,” ungkap dia dalam live instagram @ANTARANEWSCOM, Jakarta, Senin (11/10).

Dia mengatakan, UMKM harus diberdayakan mengingat total persentase tenaga kerja hingga mencapai 98 hingga 99 persen dan akan mempengaruhi stabilitas sosial, ekonomi, politik serta budaya.

Selain itu, pengaruh yang diperoleh sektor UMKM apabila diberdayakan adalah peningkatan keuntungan (income) dengan lebih mengedepankan jasa daripada barang.

“Jasa itu nilainya lebih banyak daripada barang. Bukan berarti kita tidak perlu lagi melakukan penjualan (barang), tapi kita harus fokus ke jasa yang lebih ke 'knowledge economy',” kata Gita.

Dengan adanya peningkatan keuntungan, kata dia, maka akan semakin meningkatkan pembayaran pajak sehingga pemerintah dapat lebih mudah untuk memberikan apapun yang dibutuhkan masyarakat. Seperti pemberian jaring pengaman sosial, perbaikan jembatan, selokan dan rel kereta api.

Peningkatan pembayaran pajak juga menciptakan potensi pemerintah untuk menurunkan pajak. Hal ini dapat memberikan efek positif berkelanjutan, mulai dari menurunnya tingkat kesenjangan ekonomi, stabilitas ekonomi terjamin dan semakin banyak pelaku usaha mampu bereksplorasi dalam pengembangan bisnis.

Di samping itu, Gita mengingatkan agar Indonesia dapat melakukan perbaikan dari sisi suku bunga karena masih menerapkan
persentase tinggi yang mencapai 8-11 persen. Hal ini berbanding jauh dengan Malaysia yang menerapkan suku bunga 2 persen atau Singapura yang berkisar 1-1,5 persen.

Lalu, Indonesia juga masih tertinggal dari sisi infrastruktur yang belum mapan.

“Produktivitas (ekonomi) di Singapura jauh lebih tinggi daripada produktivitas di sini. Kalau mau mengacu ke produktivitas atau matriks produktivitas aja, PR (pekerjaan rumah) kita masih banyak, tapi bukan berarti kita nggak bisa menyusul,” katanya.

Dia menilai hal ini merupakan tanggung jawab bersama untuk melakukan antara lain perbaikan infrastruktur dan suku bunga. Dengan itu, diharapkan sektor UMKM akan berjaya 10 tahun ke depan.

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024