Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tetap mengoperasikan tempat Isolasi Terpusat Rusunawa Giripeni, meski dalam beberapa hari terakhir sudah tidak ada pasien terkonfirmasi COVID-19 dirawat.
"Tempat Isolasi Terpusat Rusunawa Giripeni tetap diopersikan. Hal ini sebagai bentuk kesiapsiagaan Pemkab Kulon Progo dalam penanganan COVID-19. Kami tidak ingin mengulang kejadian Juli 2021, banyak pasien terkonfirmasi yang gejala ringan hingga sedang tidak tertangani dengan baik, yang menyebabkan kematian," kata Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kulon Progo Irianto di Kulon Progo, Kamis.
Ia mengatakan di Kulon Progo terdapat Bandara Internasional Yogyakarta yang berpotensi penumpangnya terkonfirmasi COVID-19, dan kalau ada terkonfirmasi COVID-19 yang tidak mungkin melakukan isolasi mandiri, maka bisa langsung melakukan isolasi di Isoter Rusunwa Giripeni.
"Kami tidak mungkin menutup Isoter Rusunawa Giripeni sampai kasus COVID-19 benar-benar melandai dan ada kebijakan lebih lanjut dari pemerintah pusat dan DIY," katanya.
Beberapa waktu lalu, Dinsos P3A mengajukan nota dinas kepada bupati, wakil bupati dan sekda terkait pengajuan anggaran untuk Isoter Rusunawa Giripeni. Dinsos P3A diminta menganggarkan kembali untuk Isoter Rusunawa Giripeni pada Oktober ini.
Irianto mengatakan Isoter Rusunawa Giripeni menggunakan biaya tidak terduga (BTT) September lalu. Saat ini dilanjutkan untuk Oktober dengan anggaran Rp122,6 juta. Asumsinya penghuni Isoter Rusunawa Giripeni sebanyak 20 orang setiap hari. Pada 2020, anggaran BTT di Dinsos P3A sebesar Rp1,1 miliar hanya terserap 40 persen atau Rp402 juta.
"Kami juga memproyeksikan anggaran penanganan COVID-19 pada Oktober akan terserap tidak lebih 40 persen. Anggaran ini berdasarkan skenario terburuk," katanya.
Wakil Bupati Kulon Progo Fajar Gegana menyatakan pihaknya tetap mempertahankan Rusunawa Giripeni sebagai titik penanganan pasien terkonfirmasi positif, khususnya pasien yang mengalami gejala ringan hingga sedang.
Namun demikian, untuk nakes di Rusunawa Giripeni juga akan disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Mengingat jumlah pasien di selter tersebut sedikit, maka tenaga kesehatan (nakes) akan dioptimalkan pada program lain seperti percepatan vaksinasi dan pelayanan di fasyankes. Cara tersebut dinilai juga lebih efektif dari segi penanganan dan alokasi anggaran.
"Ketentuan dari pusat memang meminta kami mempertahankan isoter sebagai lokasi penanganan pasien dengan gejala ringan hingga sedang. Supaya mereka dipisahkan sehingga tidak menyebarkan virus kepada keluarga dan lingkungannya,” kata Fajar.
Berita Lainnya
Polres Kulon Progo: Angka kecelakaan lalu lintas turun 26 persen
Rabu, 17 April 2024 18:57 Wib
680 pelanggar lalu lintras di Bantul terjaring Operasi Ketupat Progo
Rabu, 17 April 2024 15:51 Wib
Bawaslu Kulon Progo siap mengawasi tahapan Pilkada 2024
Rabu, 17 April 2024 10:16 Wib
Polres Kulon Progo mengintensifkan patroli keamanan berikan rasa aman
Minggu, 14 April 2024 17:55 Wib
Polda DIY mengecek kesehatan personel Operasi Ketupat Progo 2024
Minggu, 14 April 2024 17:02 Wib
Polres Kulon Progo mengintensifkan pengamanan objek wisata Bukit Menoreh
Sabtu, 13 April 2024 18:25 Wib
Sebanyak 31.593 wisatawan memadati Pantai Glagah Kulon Progo
Sabtu, 13 April 2024 18:24 Wib
AP I catat pengguna jasa penerbangan di YIA mencapai 11.086 orang
Sabtu, 13 April 2024 16:54 Wib