Bantul (ANTARA) - Paguyuban gerobak sapi 'Guyup Rukun' yang berpusat di Dusun Jodog, Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menghadirkan wisata keliling perdesaan dengan menggunakan alat transportasi tradisional tersebut.
"Untuk sementara wisata gerobak sapi baru kita adakan yang reguler tiap Minggu pon start dari lapangan Jodog berkeliling menikmati suasana pedesaan dan juga persawahan," kata Pengelola Wisata Gerobak Sapi "Guyup Rukun" Dusun Jodog, Gilangharjo, Tri Iswanto di Bantul, Rabu.
Menurut dia, dahulu gerobak sapi pernah jaya sebagai alat transportasi barang dan orang, akan tetapi seiring perkembangan zaman dan pertumbuhan alat transportasi modern, gerobak sapi ditinggalkan sebagai alat berpindah tempat.
Untuk itu, paguyuban gerobak sapi Guyup Rukun yang memiliki anggota sekitar 40 orang dengan gerobak sapi, ingin agar tetap eksis, bahkan bisa mendatangkan pendapatan dengan menyajikan wisata naik gerobak sapi.
"Kebetulan tiap Minggu pon ada pertemuan paguyuban gerobak sapi di lapangan Jodog, kadang sia-sia kalau cuma pertemuan, karena ternyata banyak pengunjung yang ingin tahu dan naik gerobak sapi, maka kami dari paguyuban membentuk pengelola wisata," katanya.
Dia mengatakan ide menghadirkan wisata gerobak sapi yang disosialisasikan dan disebarkan lewat media sosial ini mengundang antusias masyarakat cukup tinggi, bahkan sudah ada yang memesan di hari sebelum pertemuan paguyuban.
"Untuk tarif wisata gerobak sapi di Minggu pon itu kita kenakan sebesar Rp70 ribu untuk bisa dinaiki orang dewasa dan anak-anak, dengan rute perjalanan mengelilingi dusun kurang lebih 25 menit," katanya.
Bahkan untuk rute wisata gerobak sapi, bisa disesuaikan dengan permintaan pengunjung yang ingin mengunjungi sejumlah destinasi wisatawan di desa setempat, dari pengemudi gerobak akan mencari rute yang tidak padat kendaraan.
"Kalau hari Minggu lalu lintas padat, jadi kita carikan rute. Dan kita punya beberapa destinasi untuk bisa dituju, biaya nanti menyesuaikan destinasi yang ada, ada budidaya ikan hias, pandai besi, gunung cilik, kemudian ada petilasan," katanya.
Sementara itu, pegiat pariwisata Desa Gilangharjo Pandak, Eko Sutrisno Aji mengatakan, gerobak sapi selain untuk wisata di setiap Minggu pon nantinya juga akan ada kegiatan-kegiatan di luar Minggu pon tersebut, agar geliat gerobak sapi kembali bangkit.
"Kita juga mewacanakan karena ini mendekati bulan Ramadhan kita tawarkan untuk ngabuburit setiap hari apa, untuk rute nanti kita tentukan atau permintaan dari pengunjung, kemudian kita di sini ada bajak sapi, jadi yang kebetulan hari ini panen nantinya akan kita bajak," katanya.
Berita Lainnya
Bantul kembangkan populasi sapi perah di lima kecamatan
Senin, 2 Desember 2024 15:34 Wib
Fapet UGM mengembangkan embrio sapi-domba berkualitas melalui IVF
Selasa, 19 November 2024 18:35 Wib
Sleman salurkan pakan konsentrat untuk 300 ekor sapi bunting
Kamis, 24 Oktober 2024 15:46 Wib
Susu ikan bisa jadi alternatif anak tak suka daging ikan
Jumat, 13 September 2024 13:05 Wib
Guru Besar IPB sebut omega 3 susu ikan lebih tinggi dibanding susu sapi
Rabu, 11 September 2024 15:16 Wib
Fapet UGM menciptakan teknologi pakan sapi perah tingkatkan nutrisi susu
Jumat, 23 Agustus 2024 22:06 Wib
Kementan meyiapkan 1,5 juta hektare lahan sapi perah dukung susu gratis
Jumat, 23 Agustus 2024 18:09 Wib
Tim Mahasiswa UGM olah limbah kotoran sapi menjadi batako
Senin, 19 Agustus 2024 23:25 Wib