Fortais Bantul memfasilitasi pengantin nikah unik dikirab dengan gerobak
Bantul (ANTARA) - Forum Ta'aruf Indonesia (Fortais) Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan Kantor Urusan Agama dan masyarakat setempat memfasilitasi pasangan pengantin untuk melangsungkan nikah unik dengan dikirab menggunakan dua gerobak hias di Jalan Parangtritis.
"Kegiatan ini adalah pertama di Indonesia, karena pernikahan dengan mahar membaca shalawat Nabi Muhammad SAW. Selain itu, prosesinya juga unik karena sepasang pengantin naik dua gerobak hias dan dikirab di ruas Jalan Parangtritis," kata Ketua Fortais Sewon sekaligus panitia pelaksana Ryan Budi Nuryanto di sela acara di Bantul, Minggu.
Kegiatan bertajuk "Nikah Uniq Sewu Sholawat" dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan menyambut Hari Sumpah Pemuda 2023 digelar secara sederhana tetapi meriah, karena diawali dengan arak-arakan kirab pengantin naik dua gerobak hias yang ditarik para pemuda dari Masjid Shohibul Iman menuju tempat ijab qabul di Mushalla Nurul Muttaqin berjarak satu kilometer.
Kirab sepasang pengantin, yang salah satunya merupakan tunanetra tersebut, melewati Jalan Parangtritis sehingga menjadi tontonan menarik bagi para pengendara yang kebetulan melintas di jalan raya tersebut.
"Selama dikirab, pengantin melambaikan tangan dan menebar senyum dengan cucuk lampah Bergodo Baraja, dan puluhan peserta kirab dengan membawa serah-serahan berbagai bentuk ketahanan pangan, seperti beras, bumbu-bumbu dapur, jajanan pasar, dan sebagainya," kata dia.
Setiba di lokasi, kirab pengantin disambut alunan hadrah dan dilanjutkan prosesi pasrah pengantin dengan mahar atau mas kawin pembacaan shalawat Nabi Muhammad SAW dan perhiasan emas 16 gram. Prosesi ijab qabul dipimpin Kepala KUA Sewon Bantul dengan saksi nikah tokoh masyarakat setempat.
Sepasang pengantin itu adalah Yasin Maulana Nur Jamil (25) difabel tunanetra asal Mbangi Kelurahan Timbulharjo putra pasangan tunanetra Imbang Subagiyono dan Tletik, kemudian pengantin wanita adalah Qoirun Nissa (21) asal Mbangi Timbulharjo, Sewon putra pasangan Paijan dan Tukija.
Ryan Budi Nuryanto mengatakan, prosesi nikah unik tersebut adalah wujud gotong royong di tengah krisis pangan untuk membantu masyarakat memiliki keterbatasan bisa menikah, dengan harapan bisa memusatkan diri pada perilaku bermasyarakat dan meneladani spirit Maulid Nabi Muhammad SAW dan Kebhinnekaan Indonesia.
"Dengan kekuatan cinta bisa saling berbagi dan mengisi, karena kekuatan dan masa depan suatu bangsa sangat dipengaruhi kekuatan keluarga. Itulah fondasinya," katanya.
Tujuan dari kegiatan itu adalah untuk mewujudkan pasangan sakinah, sejahtera, membawa keberkahan sesuai dengan tata kehidupan dan penghidupan masyarakat ber-Pancasila yang dilandasi cinta Ilahi dan NKRI dengan semangat Sumpah Pemuda.
"Pernikahan ini berlandaskan kearifan lokal daerah, dengan membawa misi religi, budaya, sosial, dan kebangsaan," katanya.
"Kegiatan ini adalah pertama di Indonesia, karena pernikahan dengan mahar membaca shalawat Nabi Muhammad SAW. Selain itu, prosesinya juga unik karena sepasang pengantin naik dua gerobak hias dan dikirab di ruas Jalan Parangtritis," kata Ketua Fortais Sewon sekaligus panitia pelaksana Ryan Budi Nuryanto di sela acara di Bantul, Minggu.
Kegiatan bertajuk "Nikah Uniq Sewu Sholawat" dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan menyambut Hari Sumpah Pemuda 2023 digelar secara sederhana tetapi meriah, karena diawali dengan arak-arakan kirab pengantin naik dua gerobak hias yang ditarik para pemuda dari Masjid Shohibul Iman menuju tempat ijab qabul di Mushalla Nurul Muttaqin berjarak satu kilometer.
Kirab sepasang pengantin, yang salah satunya merupakan tunanetra tersebut, melewati Jalan Parangtritis sehingga menjadi tontonan menarik bagi para pengendara yang kebetulan melintas di jalan raya tersebut.
"Selama dikirab, pengantin melambaikan tangan dan menebar senyum dengan cucuk lampah Bergodo Baraja, dan puluhan peserta kirab dengan membawa serah-serahan berbagai bentuk ketahanan pangan, seperti beras, bumbu-bumbu dapur, jajanan pasar, dan sebagainya," kata dia.
Setiba di lokasi, kirab pengantin disambut alunan hadrah dan dilanjutkan prosesi pasrah pengantin dengan mahar atau mas kawin pembacaan shalawat Nabi Muhammad SAW dan perhiasan emas 16 gram. Prosesi ijab qabul dipimpin Kepala KUA Sewon Bantul dengan saksi nikah tokoh masyarakat setempat.
Sepasang pengantin itu adalah Yasin Maulana Nur Jamil (25) difabel tunanetra asal Mbangi Kelurahan Timbulharjo putra pasangan tunanetra Imbang Subagiyono dan Tletik, kemudian pengantin wanita adalah Qoirun Nissa (21) asal Mbangi Timbulharjo, Sewon putra pasangan Paijan dan Tukija.
Ryan Budi Nuryanto mengatakan, prosesi nikah unik tersebut adalah wujud gotong royong di tengah krisis pangan untuk membantu masyarakat memiliki keterbatasan bisa menikah, dengan harapan bisa memusatkan diri pada perilaku bermasyarakat dan meneladani spirit Maulid Nabi Muhammad SAW dan Kebhinnekaan Indonesia.
"Dengan kekuatan cinta bisa saling berbagi dan mengisi, karena kekuatan dan masa depan suatu bangsa sangat dipengaruhi kekuatan keluarga. Itulah fondasinya," katanya.
Tujuan dari kegiatan itu adalah untuk mewujudkan pasangan sakinah, sejahtera, membawa keberkahan sesuai dengan tata kehidupan dan penghidupan masyarakat ber-Pancasila yang dilandasi cinta Ilahi dan NKRI dengan semangat Sumpah Pemuda.
"Pernikahan ini berlandaskan kearifan lokal daerah, dengan membawa misi religi, budaya, sosial, dan kebangsaan," katanya.