Sleman, DIY (ANTARA) - Wakil Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Danang Maharsa menegaskan bahwa kesadaran serta kepedulian masyarakat terhadap kelestarian alam sangat dibutuhkan demi menjaga Indeks Kualitas Air di Kabupaten Sleman.
"Terlebih Kabupaten Sleman merupakan hulu dari semua sungai yang mengalir di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)," kata Danang pada acara Novena Ketujuh dan Sinodal Kevikepan Yogyakarta Barat di Gereja Katolik Santa Maria Assumpta, Pakem, Ahad.
Adapun tema yang diangkat pada kegiatan tersebut adalah "Kewenangan Negara dan Partisipasi Gereja dalam Merawat Sungai".
"Saya merasa senang sekaligus mengapresiasi pihak Gereja Katolik Santa Maria Assumpta. Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian pihak gereja terhadap kelestarian alam, khususnya di wilayah lereng Gunung Merapi sebagai hulu sungai di DIY," katanya.
Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Sleman juga telah berupaya guna mengatasi permasalahan kualitas air permukaan dan air tanah di Kabupaten Sleman.
Di antaranya melalui program Kali Bersih yang dilakukan setiap tahun di 17 kapanewon (kecamatan), yang meliputi gerakan kebersihan sungai, penyisiran sungai, pembinaan dan pemberian bantuan septictank, pembuatan IPAL komunal atau Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat serta merti kali dan festival kali.
"Selain itu Pemkab Sleman juga menggerakan Komunitas Sungai dan pembangunan Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH)," katanya.
Menurut dia, Pemkab Sleman terus mengupayakan pengelolaan sumber daya air melalui penanaman pohon, pengelolaan sungai, pengelolaan mata air, pembuatan sumur resapan, pembangunan embung dan pembangunan bendung.
"Hingga tahun ini sumber daya air alami yang teridentifikasi ada sejumlah 70 sungai dan 373 mata air. Sedangkan sumber daya air buatan yang terbangun sejumlah 29 embung," katanya.
Sementara YB Sukita Giri dari Komisi Pelestarian Keutuhan Ciptaan (KPKC) Gereja Katolik Santa Maria Assumpta Pakem mengatakan kegiatan ini rutin diadakan setiap tahun sebagai salah satu wujud gerakan pastoral.
Menurut dia, dalam memperingati Hari Pangan Sedunia pada 16 Oktober, tidak kurang dari 1.000 bibit pohon akan ditanam di daerah hulu di lereng Gunung Merapi sebagai daerah penyangga air.
"Ada beberapa jenis pohon, seperti beringin, gayam dan kelapa," demikian YB Sukita Giri .
