Daerah Istimewa Yogyakarta diprakirakan menghadapi kondisi cuaca ekstrem

id cuaca ekstrem yogyakarta,dampak cuaca ekstrem,mitigasi bencana

Daerah Istimewa Yogyakarta diprakirakan menghadapi kondisi cuaca ekstrem

Arsip Foto. Pengendara sepeda motor melaku menerobos hujan deras di kawasan Alun-alun Selatan Kota Yogyakarta, Selasa (8/11/2022). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/TOM/pri)

Yogyakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menghadapi kondisi cuaca ekstrem dari 16 sampai 18 November 2022.

"Curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang untuk periode 16 sampai 18 November 2022 dapat terjadi di wilayah DIY," kata Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono sebagaimana dikutip dalam siaran pers stasiun meteorologi di Yogyakarta, Rabu.

Kondisi cuaca ekstrem yang selama periode itu berpotensi terjadi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menurut prakiraan dipicu oleh anomali suhu di permukaan laut Jawa dan Samudra Hindia.

Warjono menjelaskan, anomali suhu muka laut di Laut Jawa dan Samudra Hindia selatan Jawa dan El Nino Southern Oscillation (ENSO) berpotensi meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia.

Selain itu, ia mengatakan, Indeks Indian Ocean Dipole (perbedaan suhu permukaan laut dua wilayah) yang bernilai -0.11 menunjukkan suplai uap air dari wilayah Samudra Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat tidak signifikan.

"Kondisi tersebut, didukung adanya pusat tekanan udara rendah di Samudra Hindia sebelah barat daya Sumatera, Kalimantan, dan Papua yang menyebabkan terbentuknya wilayah konvergensi (pertemuan massa udara) dan Shearline (daerah belokan angin) di wilayah Jawa dan Laut Jawa memicu peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY," kata dia.

Dia mengemukakan bahwa kelembapan udara yang cukup tinggi, lebih dari 80 persen, dan labilitas lokal yang cukup kuat turut berkontribusi pada pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia, termasuk DIY.

BMKG mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan karena kejadian cuaca ekstrem berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung.

"Terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," kata Warjono.
 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024