Jakarta (ANTARA) - Pakar ekonomi dan bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Tjahjanto Budisatrio menyatakan bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) galon di tanah air sangat tidak sehat dan merugikan konsumen.
Dia menjelaskan, konsumen tak pernah diberitahu, bahwa harga pertama pembelian galon yang dipatok sebesar rata-rata Rp55.000/galon itu ibarat kontrak jangka panjang. Konsumen diikat agar terpaksa beli produk satu merek, dan untuk pembelian selanjutnya mengeluarkan biaya antara Rp18.000-22.000/galon.
"Jadi, transaksi harga pertama itu dianggap beli putus, dengan tidak adanya jaminan galon yang dibeli juga dalam kondisi baru. Sistem ketergantungan yang sengaja dibangun untuk mengikat konsumen melalui pembelian galon secara beli putus, justru membuat pengusaha tidak akan rugi," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Pasalnya, konsumen yang sudah beli galon bekas pakai bakal terikat dan bergantung, serta tak bisa pindah ke lain galon, karena galon yang sudah dibeli tak bisa ditukar dengan galon merek lain.
“Faktanya, uang yang sudah tertanam tersebut sudah menjadi keuntungan tersendiri bagi produsen. Konsumen sudah bayar di muka, tapi kenyataannya yang didapatkan bukan galon baru, tapi galon lama,” katanya.
Tambahan keuntungan yang didapatkan produsen AMDK galon juga bisa didapat dari sisi lain, lanjutnya, boleh jadi konsumen mendapatkan galon baru pada pembelian perdana, tapi begitu nantinya ditukar dengan galon yang sudah diisi kembali, justru mendapatkan galon yang diproduksi bertahun-tahun lalu.
Sementara itu, anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tubagus Haryo juga mengingatkan produsen galon AMDK agar bersikap terbuka kepada publik di Indonesia.
“Konsumen harus mendapat informasi apakah galon yang digunakan isinya, termasuk segel, benar-benar baru dan asli. Produsen dan distributor seharusnya memberikan informasi sejelas mungkin seputar galon AMDK, agar konsumen mendapatkan haknya dengan benar," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar ekonomi: Bisnis AMDK galon cenderung rugikan konsumen
Berita Lainnya
Dinas Kesehatan Bantul mengimbau jaga kecukupan air minum selama Ramadhan
Senin, 18 Maret 2024 11:06 Wib
BPOM wajibkan produsen cantumkan kadar bromat air minum dalam kemasan
Selasa, 5 Maret 2024 6:27 Wib
Pakar UGM memastikan rasa air kemasan bukan indikator kandungan bromat
Senin, 26 Februari 2024 22:28 Wib
Festival Es Teh 2024, kampanye ajak warga gemari minum teh
Sabtu, 24 Februari 2024 18:36 Wib
Perlu uji-analisis air tanah soal bromat AMDK, papar akademisi
Minggu, 18 Februari 2024 4:17 Wib
Minum susu segar mampu cegah anak berisiko stunting, papar dokter
Jumat, 2 Februari 2024 7:18 Wib
Warga Gaza minum air kotor akibat serangan gencar Israel
Rabu, 31 Januari 2024 13:14 Wib
Mahasiswa ubah air gambut menjadi air minum
Sabtu, 20 Januari 2024 11:44 Wib