Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung Tati Nurmala menyebutkan tanaman pangan jenis serealia hanjeli bisa menjadi alternatif pangan pengganti beras dengan kandungan gizi tinggi.
Tati Nurmala dalam webinar "Pendayagunaan Potensi Hanjeli sebagai Bahan Diversifikasi Pangan Alternatif yang Sangat Prospektif di Pasar Global" yang dikutip di Jakarta, Minggu, mengatakan hasil penelitian yang dilakukannya mengungkapkan bahwa dalam 100 gram hanjeli terdapat karbohidrat sebanyak 76,4 persen, protein 14,1 persen, lemak nabati 7,9 persen, dan kalsium 54 miligram.
Selain itu, indeks glikemik hanjeli tergolong rendah, yaitu 50 ke bawah. Kandungan karbohidrat pada hanjeli juga lebih rendah daripada beras, yakni berada di angka 87,7 persen yang cocok bagi penderita diabetes atau seseorang yang sedang mengikuti program diet dan menghindari beras.
"Hanjeli bisa dijadikan sebagai pangan fungsional pengganti beras. Kadar kalsiumnya juga tinggi, bisa untuk mengendalikan osteoporosis," kata Tati.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta masyarakat agar mengonsumsi sumber karbohidrat berbasis lokal yang juga mengenyangkan. Hal ini sebagai upaya untuk mendukung diversifikasi pangan.
"Diversifikasi pangan menjadi pilihan. Seseorang bisa kenyang tidak hanya dengan beras. Aneka pangan lokal bisa menjadi pilihan," kata Syahrul.