Muhammad Nizar Kherid ajak masyarakat cerdas memilih

id caleg,pemilu,nasdem

Muhammad Nizar Kherid ajak masyarakat cerdas memilih

Calon Anggota DPR RI dari Partai NasDem Dapil DIY Muhammad Nizar Kherid (ANTARA/HO-NasDem DIY)

Yogyakarta (ANTARA) - Calon Anggota DPR RI dari Partai NasDem Dapil DIY Muhammad Nizar Kherid mengajak masyarakat untuk cerdas memilih, karena kesadaran memilih pemimpin yang berkualitas akan membuat pemilu berkualitas pula.

"Vote the right one, not the rich one. Pilih yang jujur, yang berkualitas. Bukan yang kaya. Yang kaya ini akan selalu bermain gimik politik. Pemilu bukan pertarungan gimik," kata Nizar saat sosialisasi bersama kelompok pemilih ibu-ibu di kawasan Godean Sleman, Senin (18/12/2023).

Menurut Nizar, butuh kesadaran kolektif agar masyarakat tidak terjebak pada gimik atau rekayasa setiap kandidat untuk menutupi kelemahannya.

"Jika pemilu dimaknai sebagai pertarungan gimik, maka pemenangnya adalah kandidat yang kaya. Kaya yang saya maksud adalah memiliki kekuatan logistik yang besar, maupun kaya atas dukungan kekuasaan," ujarnya.

Calon yang kaya akan gimik, kata Nizar, mudah mendapatkan perhatian karena mampu membangun citra positif, paling menarik, dan paling baik. Dalam hal ini kesadaran masyarakat penting untuk selektif memilih pemimpin.

"Pemilu akan melenceng dari esensinya kalau masyarakat tergiring dengan strategi si kaya. Calon yang bagus kalah saing dengan calon yang kaya. Itu membuat pemilu selesai sebelum waktunya. Agar tidak terjadi, maka filternya ada di masyarakat," kata mantan wartawan itu.

Pada masa kampanye ini, menurut dia, masyarakat perlu lebih peka menilai kualifikasi calon. Jangan terjebak pada pola kampanye yang tebar gimik.

Nizar mengatakan bahwa pada era media sosial, para kandidat yang memiliki logistik besar akan terus bermain gimik politik secara masif. Fenomena tersebut bisa dianggap wajar bila bertujuan memudahkan komunikasi politik.

"Namun, kecenderungan saat ini bahwa gimik politik adalah upaya memoles citra tanpa menghadirkan gagasan kerakyatan, karena logistik melimpah, gimik politik terus dilakukan sampai berhasil. Jika berhasil akan berlanjut pada pola-pola transaksional suara. Siklus itu seperti mempermainkan legitimasi rakyat," katanya.

Sebagai caleg muda, Nizar mengajak pemilih milenial dan Gen Z lebih kritis melihat fenomena ini. Era keterbukaan memudahkan penilaian kepada calon wakil rakyat. Ia pun mengutip adagium lama bahwa kepalsuan yang disampaikan berulang akan menjadi kebenaran.

Begitu pula dengan pernyataan filsuf Indonesia Frans Magnis Suseno bahwa pemilu penting untuk mencegah yang buruk berkuasa. Dengan gambaran ini, Nizar berharap masyarakat lebih cerdas untuk menjadikan pemilu yang berkualitas.

"Pemilu berkualitas bergantung pada pemilih. Silakan profiling siapa yang layak. Pemilih di Yogyakarta 40 persen adalah anak muda, ini merupakan kesempatan untuk berpikir kritis sebelum memilih," tutur Nizar.