Budaya patriarki hambat perempuan berpolitik di Indonesia

id Olivia Salampessy ,Komnas Perempuan,hambatan perempuan dalam politik,hak politik perempuan,budaya patriarki

Budaya patriarki hambat perempuan berpolitik di Indonesia

Paparan yang disampaikan oleh Wakil Ketua Komnas Perempuan Olivia Salampessy dalam webinar bertajuk "Mewaspadai Potensi Kekerasan terhadap Perempuan dalam Pemilu 2024" di Jakarta, Senin (5/2/2024). ANTARA/Anita Permata Dewi

Jakarta (ANTARA) - Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) memandang ada banyak hambatan bagi perempuan untuk berpolitik, salah satunya masih kuatnya budaya patriarki di masyarakat.

"Hambatan perempuan dalam berpolitik dari segi pendidikannya, status ekonomi, hambatan institusional berupa sistem Pemilu, sistem politik, kebijakan pemerintah. Juga kultur, berupa budaya politik yang didasari oleh budaya patriarki, pandangan masyarakat tentang kesetaraan gender," kata Wakil Ketua Komnas Perempuan Olivia Salampessy dalam webinar bertajuk "Mewaspadai Potensi Kekerasan terhadap Perempuan dalam Pemilu 2024" di Jakarta, Senin.

Dikatakannya, budaya patriarki di masyarakat yang masih kental, membuat seolah-olah politik hanya merupakan ranahnya laki-laki.

"Bahwa perempuan itu bukan ranahnya di politik, perempuan itu (dianggap) cuma urusan rumah saja, sehingga tidak perlu ada di politik," kata Olivia Salampessy.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Komnas Perempuan: Budaya patriarki hambat perempuan berpolitik
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024