Sutradara Soleh Solihun mengaku baru pertama kali menggarap genre film dokumenter saat dimintai tawaran proyek film "Harta Tahta Raisa" yang mengikuti perjalanan penyanyi Raisa sampai pada konser tunggal di Gelora Bung Karno pada 2023 lalu.
"Rasanya senang dapat kesempatan yang langka dari Ernest, Dipa dan Boim dari Imajinari dan Juni Records untuk mengerjakan proyek dokumenter ini, dari Boim, ngobrol sama Dipa ngajak gue meeting, Boim minta refrensi tentang film dokumenter," kata Soleh menceritakan awal keterlibatannya pada film ini di konferensi pers "Harta Tahta Raisa" di Jakarta, Kamis (30/5).
Soleh mengatakan sudah mendapatkan gambaran mengenai alur cerita saat manajer Raisa Adryanto Pratono atau Boim meminta saran darinya.
Sebelumnya, Soleh telah mengenal Boim sejak masih menjalani tugas sebagai jurnalis film, dan juga mengenal Raisa sejak awal karir album pertama.
Ia pun tertarik untuk menggarap film ini karena masih banyak yang tidak tahu bahwa di belakang seorang penyanyi sukses, banyak orang-orang yang mendukungnya namun tidak pernah tersorot kamera.
"Karena gue tahu perjalanan Raisa dari album pertama sampai konser GBK, makanya gue tahu kebayang ceritanya dan harus ada Boim di situ, karena gue percaya Raisa jadi seperti sekarang karena Boim, gue nggak menyangka akan bagus," kata Soleh.
Ia pun menceritakan proses pengambilan gambar yang mewakili perjalanan hidup Raisa, mulai dari sebagai musisi hingga sebagai istri, ibu dan seorang anak.
Soleh juga tidak menyangka akan ada drama yang menghiasi film dokumenternya tanpa di sengaja seperti saat Boim menangis ketika konser Raisa berjalan lancar hingga saat anak Raisa jatih sakit beberapa hari sebelum konser.