Jakarta (ANTARA) - Rappo Indonesia mengolah kantong plastik kresek bekas menjadi macam-macam produk fesyen dalam upaya untuk membantu mengurangi sampah plastik.
"Kita transform plastik jadi berbagai produk fesyen seperti tote bag, pin badge, dan best seller kita di laptop sleves dan jurnal book. Semua ini dibuat dari single use plastic tanpa tambahan warna apapun," kata pendiri Rappo Indonesia Andi Nurul Ulum atau Noe saat ditemui ANTARA pada Jumat (31/5).
Noe membawa Rappo dari Makassar ke pasar anak muda untuk mengampanyekan upaya pengurangan sampah plastik, sampah susah terurai yang dapat mencemari daratan maupun perairan.
Dalam upaya untuk mengembangkan usaha, dia membuka ruang kerja di Depok, Jawa Barat, bekerja sama dengan para perempuan penjahit di sana.
Rappo Indonesia mendapatkan pasokan plastik kresek bekas dari pengumpul sampah dan bank sampah di Depok dan mengolahnya menjadi aneka produk.
Proses pengolahannya mencakup pemanasan untuk mengubah plastik kresek menjadi lembaran serta perancangan dan pembuatan produk bersama para perajin mitra.
"Proses jahit cukup singkat, kayak tote bag sejam (sudah) jadi. Proses panjang ada di waste collecting-nya dulu, jadi kita kumpulkan plastik," kata Noe.
"
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rappo Indonesia olah plastik kresek bekas jadi produk fesyen