21 perusahaan antre gelar IPO di pasar modal RI
Jakarta (ANTARA) - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 21 perusahaan yang berada dalam pipeline (antrean) akan melangsungkan pencatatan perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia.
Per 12 Juli 2024, sebanyak 32 perusahaan telah berhasil melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia pada tahun ini, dengan dana dihimpun mencapai Rp4,93 triliun.
“Hingga saat ini, terdapat 21 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna di Jakarta, Senin.
Dari 21 perusahaan dalam antrean IPO, Nyoman menjelaskan sebanyak 16 perusahaan beraset skala menengah antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar, dua perusahaan beraset skala besar di atas Rp250 miliar, serta tiga perusahaan beraset skala kecil di bawah Rp50 miliar.
Berdasarkan sektor, ia menjelaskan dalam antrean IPO terdapat tujuh perusahaan sektor barang konsumen primer, dua perusahaan sektor barang konsumen non primer, dan dua perusahaan sektor energi.
Lalu, sebanyak dua perusahaan sektor keuangan, dua perusahaan sektor kesehatan, dan dua perusahaan sektor industri.
Kemudian, sebanyak dua perusahaan sektor teknologi, dan satu perusahaan sektor energi, satu perusahaan sektor infrastruktur, serta satu perusahaan sektor transportasi & logistik.
Per 12 Juli 2024, sebanyak 32 perusahaan telah berhasil melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia pada tahun ini, dengan dana dihimpun mencapai Rp4,93 triliun.
“Hingga saat ini, terdapat 21 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna di Jakarta, Senin.
Dari 21 perusahaan dalam antrean IPO, Nyoman menjelaskan sebanyak 16 perusahaan beraset skala menengah antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar, dua perusahaan beraset skala besar di atas Rp250 miliar, serta tiga perusahaan beraset skala kecil di bawah Rp50 miliar.
Berdasarkan sektor, ia menjelaskan dalam antrean IPO terdapat tujuh perusahaan sektor barang konsumen primer, dua perusahaan sektor barang konsumen non primer, dan dua perusahaan sektor energi.
Lalu, sebanyak dua perusahaan sektor keuangan, dua perusahaan sektor kesehatan, dan dua perusahaan sektor industri.
Kemudian, sebanyak dua perusahaan sektor teknologi, dan satu perusahaan sektor energi, satu perusahaan sektor infrastruktur, serta satu perusahaan sektor transportasi & logistik.