Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta memperkuat kesiapan SDM tenaga kesehatan di wilayah itu untuk menghadapi potensi penularan penyakit cacar monyet (Monkey Pox/Mpox) yang saat ini melanda dunia.
"Kami sudah memberikan pengetahuan SDM (nakes) terkait cacar monyet baik secara daring maupun luring," kata Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Dinkes Kota Yogyakarta Lana Unwanah saat dihubungi di Yogyakarta, Kamis.
Menurut Lana, pihaknya telah meminta tenaga medis atau perawat segera mengidentifikasi dan melakukan tatalaksana apabila menemukan gejala klinis mirip cacar monyet serta melaporkannya ke Dinkes Kota Yogyakarta.
Sementara bagi masyarakat yang mengetahui gejala kasus itu, dia berharap segera melaporkan ke puskesmas terdekat. "Apabila ada kasus atau terduga kasus, agar berkoordinasi dengan puskesmas wilayah domisili pasien atau dengan LSM sesuai dengan faktor risiko pasien," katanya.
Selain memperkuat SDM, menurut Lana, Dinkes Kota Yogyakarta juga memastikan kesiapan berbagai peralatan atau logistik kesehatan guna mengantisipasi penanganan kasus cacar monyet.
"Kami juga memiliki laboratorium rujukan untuk pemeriksaan sampel Mpox yaitu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLabkesmas) Yogyakarta," kata dia.
Meski demikian Lana menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada laporan temuan terkait kasus cacar monyet di Kota Yogyakarta.
Sebagai upaya mencegah penularan cacar monyet, dia mengimbau masyarakat kembali menggencarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Selain itu ia juga meminta masyarakat membatasi kontak dengan hewan yang berisiko menularkan cacar monyetseperti kera, tupai, hingga tikus. "Bersihkan dan desinfeksi lingkungan serta periksakan diri apabila ada gejala cacar monyet," kata dia.
Ketua Tim Kerja Surveilans Dinkes Kota Yogyakarta Solikhin Dwi Ramtana menuturkan sebagai penyakit zoonosis, penularan cacar monyet antara lain dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan ataupun manusia yang terinfeksi atau melalui kontak tidak langsung.
Penularan juga dapat melalui kontak langsung dengan lesi atau cairan tubuh melalui ciuman, atau sentuhan dengan seseorang yang terinfeksi cacar monyet. Penularan tidak langsung dapat terjadi melalui benda yang terkontaminasi, seperti tempat tidur penderita.
Menurut Solikhin, kewaspadaan terhadap kasus cacar monyet di Kota Yogyakarta perlu digencarkan mengingat frekuensi kunjungan dan mobilitas dari luar negeri yang tinggi.
Apalagi, menurut dia, muncul dugaan perubahan pola penularan melalui kontak atau interaksi langsung sebagaimana kasus di Kongo pada tahun ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 14 Agustus 2024 menetapkan penularan cacar monyet sebagai darurat kesehatan yang membutuhkan perhatian dunia (PHEIC), mengingat adanya lonjakan jumlah penderita cacar monyet di sejumlah negara Afrika dan beberapa di Asia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes Kota Yogyakarta perkuat kesiapan nakes hadapi cacar monyet
Berita Lainnya
Monyet ekor panjang serang lahan di empat kecamatan di Bantul
Minggu, 15 Desember 2024 16:49 Wib
Malaysia melaporkan satu kasus mpox clade II
Rabu, 18 September 2024 5:33 Wib
AS tak berencana terapkan pembatasan pelancong Afrika terkait mpox
Selasa, 17 September 2024 5:08 Wib
Vaksin mpox MVA-BN pertama masuk prakualifikasi WHO
Sabtu, 14 September 2024 5:45 Wib
Menkes sebut kekebalan terhadap Mpox bisa terbentuk dari vaksin cacar
Rabu, 11 September 2024 19:31 Wib
Dinkes Kepri memastikan seluruh puskesmas siap tangani Mpox
Sabtu, 7 September 2024 6:26 Wib
BRIN: Disiplin protokol kesehatan untuk cegah penularan Mpox
Kamis, 5 September 2024 10:49 Wib
Indonesia mencegah penularan Mpox dari wisatawan
Selasa, 3 September 2024 6:59 Wib