Sleman (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta optimalkan para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) tingkatkan kualitas dan kuantitas produksi sektor pertanian.
"PPL sebagai petugas pengumpul data mempunyai peran vital dalam menentukan keberhasilan produksi pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan nasional," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Selasa.
Menurut dia, dalam rangka mewujudkan Astacita, pemerintah mengeluarkan kebijakan tegas untuk membeli gabah petani sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.
"Namun HPP tersebut juga ditentukan oleh kualitas produksi padi yang dihasilkan berdasarkan kadar air dan kadar hampa gabah," katanya.
Ia mengatakan, untuk itu peran PPL sangat vital dalam mendampingi para petani dalam proses produksi padi agar dapat menccapai HPP tertinggi.
"Dengan HPP tertinggi maka diharapkan mampu mendorong kesejahteraan petani sekaligus menjaga keberlanjutan swasembada pangan nasional," katanya.
Suparmono mengatakan, setiap hari jajaran DP3 Sleman harus mengikuti "zoom meeting" yang diselenggarakan Kementrian Pertanian khususnya untuk mengontrol data Luas Tambah Tanam (LTT) dan Luas Panen (LP) padi dan jagung.
"Selain itu petugas juga harus melaporkan data harga gabah, apakah sudah sesuai dengan HPP atau belum. Bisa dikatakan, data Kementan tergantung pada data PPL sebagai petugas pengumpul data," katanya.
Ia mengatakan, PPL harus jeli menentukan sumber data yang kompeten. Selain itu PPL juga harus memahami kriteria standar data yang benar sehingga menghasilkan data yang valid.
Sementara dari hasil uji kualitas padi yang diselenggarakan Perum Bulog Kanwil Yogyakarta di Sleman beberapa waktu lalu diperoleh data bahwa untuk sampel pertama padi produksi petani setempat memiliki kadar air 16,5 persen, kadar hampa 12,23 persen dengan HPP Rp6.075, sampel kedua kadar air 27,4 persen, kadar hampa 4,3 persen dengan HPP Rp6.200 dan sampel ketiga kadar air 31,2 persen, kadar hampa 7,9 persen dengan HPP Rp6.200.
"Dengan hasil uji PPL selain mengumpulkan data juga terus menerus mengupayakan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan budidaya padi para petani agar kuantitas dan kualitas produksinya lebih tinggi," katanya.