Sleman (ANTARA) - Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengapresiasi upaya SMP Negeri 1 Sleman untuk mempertahankan Sekolah Adiwiyata Nasional melalui inovasi "Tumitlangkung" (Tujuh Menit untuk Kelas dan Lingkungan).
"Inovasi ini jadi bukti bahwa predikat Sekolah Adiwiyata Nasional yang disandang SMP Negeri 1 Sleman nyata dampaknya dan penghargaan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi sekolah tetapi juga menjadi refleksi akan perubahan positif yang terjadi," katanya saat hadir dalam acara Hari Ulang Tahun Ke-79 SMP Negeri 1 Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, di Sleman, Jumat.
Inovasi "Tumitlangkung" yang dikembangkan SMP Negeri 1 Sleman ini untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam mengelola kebersihan lingkungan sekolah.
"Pemkab Sleman mendukung penuh program Sekolah Adiwiyata baik dari segi kebijakan maupun operasional," katanya.
Ia berharap, selain meraih predikat Adiwiyata tentu juga menjadi upaya menciptakan lingkungan sekolah yang asri dan peduli akan pentingnya merawat lingkungan.
Pada kesempatan tersebut, Danang melakukan penguatan "Tumitlangkung" serta melakukan peluncuran Podcast Infinity yang digagas guru dan siswa SMP Negeri 1 Sleman.
Hadir pula dalam acara tersebut, antara lain anggota DPRD DIY Haris Sugiharta dan anggota DPRD Sleman Suryana dan Wahyudi Kurniawan.
Pada kesempatan itu, ia mengucapkan selamat atas usia ke-79 SMPN 1 Sleman.
Dia berharap, pada masa mendatang SMPN 1 Sleman semakin meningkatkan kredibilitas dan kualitas pendidikan guna mewujudkan generasi muda yang mandiri, cerdas, dan berdaya saing.
"Mewakili Pemkab Sleman mengapresiasi SMP Negeri 1 Sleman atas eksistensi dan segudang prestasi yang telah diraih selama ini. Semoga ke depan dapat terus meningkatkan mutu pendidikan, inovasi dalam metode pembelajaran serta menjadi teladan bagi institusi pendidikan lainnya," katanya.
Kepala SMP Negeri 1 Sleman Agus Istiyadi mengatakan inovasi "Tumitlangkung" sebagai aksi kolektif melibatkan seluruh warga sekolah. Aksi ini menggunakan sistem blok, di mana kelas 7, 8, dan 9 memiliki tanggung jawab untuk area tertentu di sekolah.
"Dengan semangat gotong royong membersihkan dan menata area sekolah dalam waktu tujuh menit sehingga dengan dibagi dengan sistem blok menjadi lebih efektif dan efisien," katanya.
Ia berharap, inovasi ini memberikan efek positif kepada seluruh siswa dan warga SMP Negeri 1 Sleman untuk membudayakan hidup bersih dan selalu sadar akan menjaga lingkungan.
"'Tumitlangkung' bukan sekadar kegiatan kebersihan tetapi sebuah gerakan untuk membangun budaya peduli lingkungan di SMP Negeri 1 Sleman," katanya.