DPKH Gunungkidul memastikan tak ada perkembangan kasus antraks

id Antraks,BBVet Wates,DPKH Gunungkidul,Gunungkidul

DPKH Gunungkidul memastikan tak ada perkembangan kasus antraks

Petugas mengambil sampel ternak mati di Kabupaten Gunungkidul. (ANTARA/HO-Dokumen DPKH Gunungkidul)

Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memastikan tidak ada perkembangan kasus antraks di wilayah ini pasca-kasus antraks di Kelurahan Tileng beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul Wibawanti di Gunungkidul, Jumat, mengatakan setelah ada hasil uji laboratorium sampel darah kasus kejadian kematian ternak dari Balai Besar Veteriner Wates yang menyatakan kematian ternak milik Suwardi di Kelurahan Tileng positif antraks, pihaknya langsung melakukan langkah antisipasi supaya tidak menyebar.

"Sampai saat ini penambahan kasus antraks tidak ada," kata Wibawanti.

Ia mengatakan DPKH Gunungkidul melalui Puskeswan Girisubo memberikan antibiotik kepada peternak di sekitar lokasi kasus antraks.

"Ada tiga hewan di lokasi sekitar sudah dikasih antibiotik. Kemudian, dua minggu lagi vaksin di sekitar lokasi," katanya.

Wibawanti menjelaskan kronologis kasus antraks di Girisubo yakni 4 Februari 2025 pada sore hari diperoleh informasi nafsu makan sapi menurun dan pada 22.00 WIB sapi masih mau makan sedikit, tetapi sapi sudah mulai gelisah.

Pagi harinya Februari 2025 sapi ditemukan keadaan lemah dan perut teraba panas. Kemudian dipanggilkan paramedik setempat, tetapi setelah dilihat ditemukan sapi sudah dalam keadaan mati.

Kemudian sapi diambil sampel darah oleh petugas dan dikirimkan ke UPT Laboratorium Kesehatan Hewan DPKH untuk selanjutnya 13 Februari 2025 dikirimkan ke BBVet Wates.

Pada 15 Februari 2025 Kepala Bidang Kesehatan Hewan mendapatkan informasi melalui WhatsApp (WA) tentang hasil pengujian yang menunjukkan hasil uji positif antraks.

"Kami langsung melakukan desinfeksi/penyiraman desinfeksi di lokasi dengan menggunakan larutan Baycline," katanya.

Lebih lanjut Wibawanti mengimbau kepada peternak untuk menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu bila ditemukan gejala antraks atau penyakit hewan ternak lainnya, segera melapor ke petugas supaya dapat ditangani dan dicegah penyebarannya.

"Kami mengimbau peternak supaya menjaga kebersihan kandang dan melaporkan segera bila hewannya sakit atau mati," katanya.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025