Bantul (ANTARA) - Menteri Koperasi (Menkop) RI Budi Arie Setiadi mendorong percepatan pembentukan 80 percontohan atau mock up koperasi desa/kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih di seluruh Indonesia yang saat ini sudah ada delapan Kopdes Merah Putih yang menjadi percontohan.
Kedelapan percontohan tersebut adalah Kopdes Merah Putih di Srimulyo (Bantul, DIY), Penfui Timur (Kupang NTT) Tamanmartani dan Sinduadi (Kabupaten Sleman, DIY), Rengel (Tuban, Jawa Timur), Wonokerto (Pasuruan, Jawa Timur), Randugading (Malang, Jatim), dan Sidomulyo (Jember, Jatim).
"Saya berharap mereka dapat menjadi contoh yang membanggakan dan dapat direplikasi daerah lain di seluruh Indonesia," kata Menkop Budi Arie Setiadi pada acara Soft Launching Percontohan Kopdes Merah Putih, di Kalurahan Srimulyo, Kabupaten Bantul, DIY, Minggu.
Menkop mengatakan, percontohan Kopdes Merah Putih tersebut bisa dijadikan sebagai best practise sehingga berikutnya akan direplikasi daerah-daerah lain.
"Ini kan namanya piloting, contoh bagaimana mengelola Kopdes/Kel yang baik dan prudent, menguntungkan, tingkat partisipasi masyarakat tinggi, serta bisa memberikan manfaat," kata Menkop.
Dia juga mengatakan, koperasi itu sebagai alat yang berdampak untuk kesejahteraan masyarakat, sehingga harus membuat jaringan koperasi nasional, dengan memetakan potensi-potensi kopdes agar terbaca daerah mana butuh apa, kurang apa, akan disuplai kopdes daerah lain.
"Sehingga kemandirian ekonomi bisa diwujudkan secara bersama-sama. Jadi, Kopdes Merah Putih itu jaringan distribusi baru, jaringan pemasaran baru, dan jaringan kekuatan ekonomi rakyat berbasis gotong royong," kata Menkop.
Menteri mengatakan, sesuai amanat Inpres Nomor 9/2025, semua penerima program KPM (Keluarga Penerima Manfaat) dari Kementerian Sosial didorong untuk menjadi anggota Kopdes.
"Saya akan melihat berapa jumlah anggota Kopdes, maka syarat menjadi anggota jangan memberatkan. Karena salah satu ukuran kesuksesan Kopdes Merah Putih adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam menjadi anggota koperasi," katanya.
Sementara itu, Lurah (Kepala Desa) Srimulyo Bantul Wajiran mengatakan, Kopdes Merah Putih Srimulyo dirancang menjadi motor penggerak ekonomi desa dengan unit usaha meliputi ketahanan pangan, klinik desa, apotek, unit simpan pinjam, pergudangan, toko sembako, jasa pariwisata, peternakan, hingga perikanan.
Dengan demikian, kata dia, unit usaha Kopdes Kelurahan Srimulyo dapat berfokus pada pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dan memperkuat rantai ekonomi desa.
"Kopdes Merah Putih sebagai garda terdepan perekonomian, sehingga perlu dikelola dan dibangun agar tercipta kesejahteraan masyarakat Srimulyo," katanya.
Kopdes Merah Putih Srimulyo juga dinilai mampu bergerak dengan menjalin kolaborasi bersama tokoh masyarakat dan warga.
Sebab sudah ada yang kerja sama, menyumbangkan aset, dan sebagainya, artinya sudah ada kolaborasi dengan warga setempat.
"Kopdes Merah Putih Srimulyo yang didukung Dana Keistimewaan (Danais) sebesar Rp700 juta ini diharapkan dapat menjadi penggerak utama ekonomi lokal serta penyertaan modal dalam bentuk aset," katanya.