Yogyakarta (ANTARA) - Dosen Fakultas Ekonomi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Era Agustina Yamini menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh positif sejalan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2025 naik 5,12 persen year on year, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan tersebut,kata Era Agustina, menunjukkan arah positif bagi ekonomi Indonesia, meski sejumlah tantangan, seperti inflasi dan penurunan daya beli masyarakat, masih mewarnai situasi ekonomi saat ini.
Berdasarkan data BPS, faktor utama yang mendorong angka pertumbuhan ini adalah konsumsi rumah tangga yang berkontribusi sebesar 54,25 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), serta Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang didorong oleh investasi swasta dan belanja modal pemerintah, dengan kontribusi 27,83 persen pada PDB.
Era Agustina menilai investasi luar negeri menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia seperti investasi mobil listrik, membawa dampak langsung terhadap ekonomi Indonesia, meskipun tidak semua masyarakat merasakan dampaknya secara langsung.
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Kulon Progo: Program strategis Pemerintah Pusat dongkrak ekonomi DIY
Baca juga: Menteri LH: Ada manfaat ganda ekonomi dalam jaga keanekaragaman hayati
“Investasi mobil listrik, salah satunya yang membawa dampak besar terhadap perekonomian, meskipun dampaknya tidak langsung terasa oleh seluruh masyarakat. Pemerintah telah memberikan subsidi upah, namun masyarakat perlu lebih bijak dalam memanfaatkan kebijakan tersebut,” ujar Era.
Terkait daya beli masyarakat yang menurun, Era menilai hal tersebut bukan hanya karena inflasi, tetapi juga karena pola konsumsi yang cenderung instan, seperti fenomena pinjaman online (pinjol). Ia menilai bahwa kebijakan pemerintah perlu diimbangi dengan perubahan perilaku masyarakat untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan.
Di sisi lain, Era tetap optimis terhadap target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 yang dipatok sebesar 5,4 persen oleh Presiden Prabowo. Ia percaya bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai angka tersebut berkat kerja sama dengan negara-negara besar seperti AS dan negara-negara ASEAN, serta sumber daya alam dan manusia yang melimpah.
“Jika Indonesia fokus dari hulu ke hilir dan memanfaatkan sumber daya alam dan manusia dengan baik, ekonomi kita dapat berkembang pesat. Pemerintah perlu mendukung dengan kebijakan yang pro-produksi dalam negeri dan mendorong masyarakat untuk gotong royong,” ungkap Era.
Baca juga: Legislator sebut program strategis Pemerintah Pusat dongkrak ekonomi DIY
Baca juga: Pesta Rakyat dinilai gerakkan ekonomi kerakyatan
Baca juga: UMKM makanan hingga kerajinan sebut HUT RI ke-80 bawa berkah
