Keunikan tersebut, kata dia, tidak membuat satu skuadron terlihat lebih baik dari skuadron yang lainnya. Skuadron tersebut memiliki kekuatan yang sama dengan perbedaan keahlian masing-masing
Di Skuadron 31, terdapat pesawat Super Hercules tipe J yang memiliki kemampuan tertentu, salah satunya bentuknya lebih besar dan kemampuan avionik yang baik.
Di Skuadron 32, TNI AU memiliki pesawat Hercules Tanker yang berfungsi untuk membantu proses pengisian bahan bakar di udara.
Sedangkan Skuadron 33 memiliki pesawat dengan kemampuan Night Vision Google (NVG).
Dengan kemampuan itu, pesawat dapat terbang saat malam atau dalam keadaan gelap. Bahkan pesawat dengar berat sekitar 70 ton itu bisa mendarat di landasan yang minim cahaya.
"Kami mampu melaksanakan penerbangan dalam kondisi total gelap 100 persen, kami dapat melaksanakan dengan kemampuan NVG tersebut," tegas dia.
Kemampuan itu lah yang membuat Skuadron 33 layak dianggap sebagai tempat bertenggernya para "Kesatria Malam"
Tidak hanya itu, pesawat Hercules yang ada di Skuadron 33 ini juga telah dilengkapi body armor khusus yang membuatnya kebal terhadap serangan.
Body armor ini sudah teruji atau battle proven sehingga dipastikan ragam serangan artileri tidak akan menghambat laju pesawat.
Kuat dan kokoh di tengah kegelapan, benar-benar melambangkan betapa megahnya sang kesatria malam.
Terlibat dalam ragam misi
Kemampuan NVG itu telah teruji dalam beragam misi, seperti ketika menjalani misi operasi militer selain perang (OMSP).
Salah satunya ketika Bali dilanda kegelapan karena pemadaman listrik massal yang terjadi pada Mei 2025.
Selain terlibat dalam misi OMSP di Bali, pesawat dari Skuadron 33 tersebut juga pernah berperan dalam ragam misi OMSP besar lainnya seperti pemberi bantuan untuk korban gempa di Myanmar dan Palu.
Yang paling bersejarah, pesawat dari Skuadron 33 pernah diterjunkan untuk mengevakuasi WNI di Wuhan, China di awal masa Covid-19 merebak, 2020 lalu.
Kini, Skuadron 33 akan melakoni misi penting lain yakni tampil dalam perayaan HUT ke-80 TNI pada 5 Oktober 2025 mendatang. Ragam latihan manuver pun telah dilakukan para penerbang Hercules.
Nantinya, mereka akan melakukan latihan secara terpusat di Monumen Nasional (Monas) dengan Lanud Husein Sastranegara, Bandung sebagai home base utamanya.
Keberadaan Skuadron 33 menandakan bahwa pertahanan udara bukan hanya soal siapa yang dapat terbang dengan cepat ataupun menembakkan rudal terhebat.
Pertahanan udara bukan hanya tentang berapa jumlah prajurit yang siap menjalankan misi terjun payung ke wilayah musuh.
Namun, pertahanan udara juga berbicara tentang seberapa kuat pesawat dapat membawa logistik untuk kebutuhan prajurit di lapangan.
Dengan kuatnya support dari pesawat angkut berukuran besar, niscaya misi apapun baik operasi militer ataupun non militer dapat berjalan dengan sukses.
Averroes yakin Skuadron 33 dengan ragam pesawat Hercules nya bisa memainkan peran tersebut dengan baik. Dia dan segenap personel skuadron siap memberikan yang terbaik demi memperkuat kedaulatan negara.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Skuadron 33 "Unicorn", rumah sang raksasa kesatria malam
