Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kebudayaan DIY bersama Taman Budaya Yogyakarta (TBY) menggelar perayaan Hari Batik Nasional ke-16 melalui kegiatan membatik bersama di atas kain sepanjang 16 meter, Rabu (2/10).
Kegiatan yang terbuka untuk umum ini diikuti beragam kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Anak-anak yang turut serta dalam membatik merupakan bagian dari Art For Children, sebuah program pelatihan seni yang dijalankan TBY. Program ini mencakup 12 cabang kesenian seperti kriya batik, karawitan, komedi anak, musik ansambel, pantomim, sastra anak, tari kreasi baru, tari klasik, teater, dan vokal. Meski begitu, masyarakat umum dan pengunjung yang datang juga bisa langsung mencoba pengalaman membatik.
Ketua Taman Budaya Yogyakarta Purwiati menjelaskan bahwa tema tahun ini, “Ajining Raga Saka Busana”, memiliki makna filosofis yang kuat.
“Ajining Raga Saka Budaya itu artinya seseorang itu bisa dinilai dari bagaimana cara berpakaiannya kalau di filosofi Jawa,” ujarnya.
Ia menambahkan penggunaan kain batik sepanjang 16 meter menjadi simbol perjalanan batik sejak ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009.
“Batik diakui UNESCO pada 2 Oktober 2009, jadi kalau dihitung tahun 2025 ini tahun ke-16, makanya dipresentasikan ke bentangan kain 16 meter,” katanya.

Batik sendiri dianggap sebagai identitas bangsa yang hadir dalam setiap tahap kehidupan masyarakat Jawa. Ada batik yang dipakai ketika kelahiran, kain tertentu untuk perjalanan hidup, hingga kain khusus saat meninggal atau berduka
“Tantangan selain melestarikan batik menurut saya adalah pengembangan untuk mengikuti perkembangan zaman. Batik sekarang bisa dilihat motifnya macam-macam, itu bentuk pengembangan. Modelnya juga mulai mengikuti potongan modern sehingga bisa terus batik bisa mengikuti perkembangan zaman dan relevan,” katanya.
Melalui perayaan Hari Batik Nasional ini, Ketua TBY berharap masyarakat, khususnya generasi muda, dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap batik.
“Batik itu identitas bangsa, saya harap semua orang bangga kita punya batik,” katanya.
Ia juga menekankan kecintaan terhadap batik perlu terus dijaga karena batik merupakan simbol jati diri bangsa Indonesia.
“Cintai batik karena batik adalah identitas bangsa,” pungkasnya.
