Yogyakarta (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta meyakini angka partisipasi atau tingkat kehadiran pemilih pada pemungutan suara Pemilu 2019 di daerah ini tidak merosot.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DIY Hamdan Kurniawan di Yogyakarta, Rabu, mengatakan tingginya partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 antara lain dapat diukur dari antusiasme masyarakat khususnya kalangan pemilih pemula seperti mahasiswa luar daerah di Yogyakarta yang mengurus surat pindah memilih atau A5.

"Yang jelas setiap orang berhak memilih maupun tidak. Tugas kami adalah mendorong masyarakat untuk memilih," kata Hamdan.

Menurut dia, mengacu Pemilu 2014, DIY termasuk provinsi yang paling tinggi tingkat kehadirannya (pemungutan suara) di Indonesia. Pada 2019, Hamdan yakin akan kembali mempertahankan predikat itu.

"Ketika kami membuka pendaftaran A5 di beberapa titik di kampus, selalu dipenuhi ratusan bahkan ribuan oeang yang datang mendaftar," kata dia.

Selain antusiasme pengurusan A5, menurutnya, kecilnya angka golput juga didukung dengan pendataan pemilih yang dilakukan KPU di DIY saat ini. Pendataan itu memiliki peran penting untuk mengukur peningkatan golput di suatu daerah.

"Pendataan pemilih yang kami lakukan kali ini jauh lebih valid, karena salah satu penyumbang signifikan (golput) kalau datanya tidak valid, misalnya ada pemilih yang meninggal dunia, pindah dan lainnya sehingga yang masih tercatat menyumbang ketidakhadiran," kata dia.

Persoalan maraknya ajakan golput di media sosial, menurut dia, kembali pada nurani masyarakat, sebab KPU hanya bertugas mendorong masyarakat menggunakan hak suaranya.

"Keberadaan para perantau yang sedang berada di Yogyakarta juga bisa menambah tingkat kehadiran pemilih di TPS di Yogyakarta," kata dia.

Pewarta : Luqman Hakim
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024