Bantul (ANTARA) - Pengembang perumahan Yogyakarta, PT Maro Anugerah Jaya siap membangun sekitar 900 unit rumah di wilayah Dusun Dahromo, Desa Segoroyoso, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan nama Nawa Village Pleret.
"Ini merupakan proyek yang ketiga kami, sebelumnya proyek kita di Nawa Village Bangunjiwo dengan total 320 unit rumah, kedua di Nawa Village Kenalan dengan total 159 unit rumah," kata Direktur Pemasaran Andario Dwi Wardana di Bantul.
Menurut dia, proyek perumahan Nawa Village Pleret ini saat sudah mulai tahap pembangunan, total ada sebanyak 900 rumah dengan pembangunan dua tahap, yang pada tahap pertama siap dibangun sebanyak 380 unit.
Dia mengatakan, untuk penjualan unit rumah tahap pertama sudah dimulai pada 14 Januari, namun semua sudah habis terjual dalam kurun waktu 50 hari atau hingga Maret 2019, sehingga tinggal pembangunan.
"Sekarang tinggal pembangunan sambil akan ada perluasan wilayah untuk tahap dua. Tahap dua ada sekitar 550 rumah, sehingga total jumlah untuk tahap satu dan tahap dua sekitar 920 rumah," katanya.
Dia mengatakan, rumah yang dibangun tersebut terdiri rumah subsidi dengan harga sebesar Rp137 juta, kemudian rumah nonsubsidi mulai dari Rp198 juta sampai Rp225 juta. Selain rumah juga ada belasan kios.
"Untuk di wilayah Pleret ini mendapat apresiasi yang positif dari konsumen, karena bisa dibilang satu-satunya rumah subsidi di Yogyakarta timur. Apalagi ada perluasan, maka bisa jadi yang terbesar di Yogyakarta," katanya.
Dia mengatakan, konsisten dalam menyiapkan rumah subsidi bagi masyarakat, karena perusahaan melihat masih banyak warga yang belum punya rumah. Bahkan dia mengutip data dari Kemenpupera masih ada sekitar 200 ribu keluarga belum miliki rumah baru.
"Kami melihat disamping ikuti program pemerintah juga melihat masih banyak warga yang belum bisa dapatkan rumah, menurut data dari Kemenpura di Yogyakarta ada 200 ribu keluarga yang belum miliki rumah sendiri," katanya.
Dalam artian, kata dia, mereka masih mengontrak atau di indekos maupun ikut orang tua, apalagi dia melihat bahwa Yogyakarta sebagai destinasi wisata budaya pendidikan yang akan terus mendatangkan wisatawan atau calon tenaga kerja.
"Kami pilih Pleret ini karena sesuai kriteria bahwa kita ingin pastikan masih terjangkau dari kawasan kegiatan produksi masyarakat," katanya.
"Ini merupakan proyek yang ketiga kami, sebelumnya proyek kita di Nawa Village Bangunjiwo dengan total 320 unit rumah, kedua di Nawa Village Kenalan dengan total 159 unit rumah," kata Direktur Pemasaran Andario Dwi Wardana di Bantul.
Menurut dia, proyek perumahan Nawa Village Pleret ini saat sudah mulai tahap pembangunan, total ada sebanyak 900 rumah dengan pembangunan dua tahap, yang pada tahap pertama siap dibangun sebanyak 380 unit.
Dia mengatakan, untuk penjualan unit rumah tahap pertama sudah dimulai pada 14 Januari, namun semua sudah habis terjual dalam kurun waktu 50 hari atau hingga Maret 2019, sehingga tinggal pembangunan.
"Sekarang tinggal pembangunan sambil akan ada perluasan wilayah untuk tahap dua. Tahap dua ada sekitar 550 rumah, sehingga total jumlah untuk tahap satu dan tahap dua sekitar 920 rumah," katanya.
Dia mengatakan, rumah yang dibangun tersebut terdiri rumah subsidi dengan harga sebesar Rp137 juta, kemudian rumah nonsubsidi mulai dari Rp198 juta sampai Rp225 juta. Selain rumah juga ada belasan kios.
"Untuk di wilayah Pleret ini mendapat apresiasi yang positif dari konsumen, karena bisa dibilang satu-satunya rumah subsidi di Yogyakarta timur. Apalagi ada perluasan, maka bisa jadi yang terbesar di Yogyakarta," katanya.
Dia mengatakan, konsisten dalam menyiapkan rumah subsidi bagi masyarakat, karena perusahaan melihat masih banyak warga yang belum punya rumah. Bahkan dia mengutip data dari Kemenpupera masih ada sekitar 200 ribu keluarga belum miliki rumah baru.
"Kami melihat disamping ikuti program pemerintah juga melihat masih banyak warga yang belum bisa dapatkan rumah, menurut data dari Kemenpura di Yogyakarta ada 200 ribu keluarga yang belum miliki rumah sendiri," katanya.
Dalam artian, kata dia, mereka masih mengontrak atau di indekos maupun ikut orang tua, apalagi dia melihat bahwa Yogyakarta sebagai destinasi wisata budaya pendidikan yang akan terus mendatangkan wisatawan atau calon tenaga kerja.
"Kami pilih Pleret ini karena sesuai kriteria bahwa kita ingin pastikan masih terjangkau dari kawasan kegiatan produksi masyarakat," katanya.