Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu akan melakukan pengasapan atau fogging di Dusun Sigran I, Desa Tirtorahayu, Kecamatan Galur untuk menekan penyebaran nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami di Kulon Progo, Rabu, mengatakan di dusun itu sedikitnya ada15 warga yang terkena DBd dan di lingkungan tempat tinggal mereka ditemukan angka bebas jentiknya mencapai 90 persen.
Ia menjelaskan, petugas puskesmas telah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) pada Senin (31/5) bersama lintas sektoral, hasil penyelidikan epidemiologi bahwa angka bebas jentik mencapai (ABJ) 90 persen dan banyak ditemukan nyamuk di lingkungan sekitar masyarakat.
"Petugas kesehatan juga telah melakukan koordinasi dengan masyarakat untuk persiapan pengasapan, sekaligus dilakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan penilaian angka bebas jentik (ABJ) ulang. Hari sebelumnya didapat ABJ 90 persen dan pengasapan akan optimal bila ABJ di atas angka 95 persen. Rencananya, kami akan melakukan pengasapan hari ini," kata Sri Budi Utami.
Ia mengatakan berdasarkan laporan petugas, jumlah kasus yang terlapor dari rumah sakit yang merawat, ada tiga kasus dengue haemorrhagic feverdemam (DHF)/demam berdarah dengue (DBD), satu panas dengan trombosiropeni, 11 DF/DB derajat yang lebih ringan dibanding DHF/DBD. Selanjutnya, jumlah warga Dusun Sigran sebanyak enam orang yang dirawat di RS UII Bantul tiga orang, Rizki Amalia Lendah dua orang, dab Pura Raharja satu orang.
Kemudian, ada tiga orang yang masuk kategori demam berdarah dengue dirawat RSUD Wates dalam kondisi baik. Usia penderita semua dewasa, paling muda 23 tahun dan paling tua 78 tahun.
"Tidak ada korban meninggal dalam kasus DBD di Sigran I ini," katanya.
Sri Budi Utami mengatakan pihaknya sudah meminta petugas kesehatan di puskesmas untuk meningkatkan kembali dalam memberikan edukasi masyarakat berupa gerakan PSN secara mandiri di lingkungan rumah masing masing.
"Kami juga meminta mereka melakukan edukasi tentang kemungkinan potensi ganda infeksi antara COVID-19 dan DBD," katanya.
Sementara itu, Anggota DPRD Kulon Progo Agus Supriyanta yang rumahnya dekat dengan lokasi mengatakan petugas Puskesmas Galur I sudah bergerak cepat dalam penanganan DBD di Sigran I.
Petugas selalu melakukan komunikasi dengan pemerintah desa dan kepala dusun untuk memantau perkembangan kasus DBD dan gerakan PSN di masyarakat.
"Kami mendukung langkah petugas melakukan pengasapan karena warga yang terkena DBD cukup tinggi, lebih dari 15 orang, meski hanya masuk dalam gejala. Hal yang mengkhawatirkan adalah ketidaktahuan masyarakat soal potensi ganda infeksi antara COVID-19 dan DBD yang berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami di Kulon Progo, Rabu, mengatakan di dusun itu sedikitnya ada15 warga yang terkena DBd dan di lingkungan tempat tinggal mereka ditemukan angka bebas jentiknya mencapai 90 persen.
Ia menjelaskan, petugas puskesmas telah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) pada Senin (31/5) bersama lintas sektoral, hasil penyelidikan epidemiologi bahwa angka bebas jentik mencapai (ABJ) 90 persen dan banyak ditemukan nyamuk di lingkungan sekitar masyarakat.
"Petugas kesehatan juga telah melakukan koordinasi dengan masyarakat untuk persiapan pengasapan, sekaligus dilakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan penilaian angka bebas jentik (ABJ) ulang. Hari sebelumnya didapat ABJ 90 persen dan pengasapan akan optimal bila ABJ di atas angka 95 persen. Rencananya, kami akan melakukan pengasapan hari ini," kata Sri Budi Utami.
Ia mengatakan berdasarkan laporan petugas, jumlah kasus yang terlapor dari rumah sakit yang merawat, ada tiga kasus dengue haemorrhagic feverdemam (DHF)/demam berdarah dengue (DBD), satu panas dengan trombosiropeni, 11 DF/DB derajat yang lebih ringan dibanding DHF/DBD. Selanjutnya, jumlah warga Dusun Sigran sebanyak enam orang yang dirawat di RS UII Bantul tiga orang, Rizki Amalia Lendah dua orang, dab Pura Raharja satu orang.
Kemudian, ada tiga orang yang masuk kategori demam berdarah dengue dirawat RSUD Wates dalam kondisi baik. Usia penderita semua dewasa, paling muda 23 tahun dan paling tua 78 tahun.
"Tidak ada korban meninggal dalam kasus DBD di Sigran I ini," katanya.
Sri Budi Utami mengatakan pihaknya sudah meminta petugas kesehatan di puskesmas untuk meningkatkan kembali dalam memberikan edukasi masyarakat berupa gerakan PSN secara mandiri di lingkungan rumah masing masing.
"Kami juga meminta mereka melakukan edukasi tentang kemungkinan potensi ganda infeksi antara COVID-19 dan DBD," katanya.
Sementara itu, Anggota DPRD Kulon Progo Agus Supriyanta yang rumahnya dekat dengan lokasi mengatakan petugas Puskesmas Galur I sudah bergerak cepat dalam penanganan DBD di Sigran I.
Petugas selalu melakukan komunikasi dengan pemerintah desa dan kepala dusun untuk memantau perkembangan kasus DBD dan gerakan PSN di masyarakat.
"Kami mendukung langkah petugas melakukan pengasapan karena warga yang terkena DBD cukup tinggi, lebih dari 15 orang, meski hanya masuk dalam gejala. Hal yang mengkhawatirkan adalah ketidaktahuan masyarakat soal potensi ganda infeksi antara COVID-19 dan DBD yang berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat," katanya.