Gunung Kidul (ANTARA) - Harga sapi di Pasar Hewan Siyono di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, turun hingga mencapai Rp6 juta per ekor, akibat ditemukan hewan ternak yang suspek dan positif penyakit mulut dan kuku di pasar tersebut.
Pengelola Pasar Hewan Siyono Isnaning Suindarti di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan setelah ditemukan hewan ternak suspek dan positif penyakit mulut dan kuku (PMK), harga ternak yang diperjualbelikan di Pasar Hewan Siyono ikut mengalami penurunan cukup signifikan.
"Penurunannya bisa sampai Rp6 juta per ekor untuk jenis sapi," kata Isnaning.
Ia mengatakan harga sapi ukuran besar biasanya bisa sampai Rp30 juta per ekor, sekarang pada kisaran harga Rp24 juta per ekor.
"Setelah pasar ditutup karena ada hewan ternak suspek dan positif PMK, harga sapi dan kambing turun signifikan," katanya.
Adapun ini menjadi hari pasaran kedua di Pasar Hewan Siyono setelah sempat ditutup selama dua pekan. Setelah dibuka kembali, Isnaning mengakui ada temuan sekitar belasan ternak menjadi suspek PMK.
Meski demikian, ia tetap berharap pedagang dan pembeli tidak terlalu resah. Langkah antisipasi mandiri bisa dilakukan guna mencegah meluasnya penularan.
"Yang pasti harus bisa jeli dan benar-benar bisa mengenal bagaimana ciri-ciri ternak yang terpapar PMK," katanya.
Salah satu pembeli sapi Desa Mulo, Wawan mengatakan dirinya hanya datang ke pasar untuk melihat-lihat. Menjelang Idul Adha, dirinya biasa membeli hingga tiga ekor sapi dalam sekali kunjungan.
Ia juga mengaku khawatir dengan merebaknya PMK. "Jual sapi sekarang susah, jadi saya belinya sedikit," katanya.
Pengelola Pasar Hewan Siyono Isnaning Suindarti di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan setelah ditemukan hewan ternak suspek dan positif penyakit mulut dan kuku (PMK), harga ternak yang diperjualbelikan di Pasar Hewan Siyono ikut mengalami penurunan cukup signifikan.
"Penurunannya bisa sampai Rp6 juta per ekor untuk jenis sapi," kata Isnaning.
Ia mengatakan harga sapi ukuran besar biasanya bisa sampai Rp30 juta per ekor, sekarang pada kisaran harga Rp24 juta per ekor.
"Setelah pasar ditutup karena ada hewan ternak suspek dan positif PMK, harga sapi dan kambing turun signifikan," katanya.
Adapun ini menjadi hari pasaran kedua di Pasar Hewan Siyono setelah sempat ditutup selama dua pekan. Setelah dibuka kembali, Isnaning mengakui ada temuan sekitar belasan ternak menjadi suspek PMK.
Meski demikian, ia tetap berharap pedagang dan pembeli tidak terlalu resah. Langkah antisipasi mandiri bisa dilakukan guna mencegah meluasnya penularan.
"Yang pasti harus bisa jeli dan benar-benar bisa mengenal bagaimana ciri-ciri ternak yang terpapar PMK," katanya.
Salah satu pembeli sapi Desa Mulo, Wawan mengatakan dirinya hanya datang ke pasar untuk melihat-lihat. Menjelang Idul Adha, dirinya biasa membeli hingga tiga ekor sapi dalam sekali kunjungan.
Ia juga mengaku khawatir dengan merebaknya PMK. "Jual sapi sekarang susah, jadi saya belinya sedikit," katanya.