Kulon Progo (ANTARA) - Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kulon Progo Novida Kartika Hadi dan Rini Indriani peserta Pilkada 2024 Nomor Urut 3 di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, siap mewujudkan Tri Sakti Bung Karno, yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam berkebudayaan.
"Nomor Urut 3 yang diperolehnya merupakan hadiah dari Tuhan," kata Calon Bupati Kulon Progo Novida Kartika Hadhi usai pengambilan nomor urut di KPU Kulon Progo, di Kulon Progo, Senin.
Ia mengatakan Novida Kartika Hadhi - Rini Indriani (NKRI) akan coba mengimplementasikan gagasan Tri sakti yang pernah digaungkan Presiden Pertama Indonesia, Soekarno, yaitu berdaulat dalam politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam berkebudayaan
"Harapannya, Nomor 3 itu adalah nomor yang datangnya dari Allah SWT, sehingga kita inginnya nomor 3 itu kita bisa mengimplementasikan Trisakti nya Bung Karno untuk Kulon Progo," katanya.
Novida yang diusung PDIP dan PKS ini juga berjanji akan membangun Kulon Progo tanpa mengesampingkan salah satu pihak.
"Kemudian harapan kita Kulon Progo ini bisa bersama-sama semua masyarakat, tidak ada yang tertinggal satupun untuk sama-sama membangun Kulon Progo ke depan. Komitmen kita akan rangkul semua lapisan dan elemen masyarakat," katanya.
Selain itu, lanjut Novida, salah satu program pengembangan di setiap kalurahan, yakni satu kalurahan satu produk.
"Harapannya ekonomi kreatif tumbuh, dan ekonomi masyarakat tumbuh," katanya.
Sebagai satu-satunya calon bupati yang didampingi perempuan sebagai calon wakil bupati, Novida juga berkeinginan adanya pemerataan kesejahteraan perempuan dan laki-laki. Pihaknya siap mendampingi kaum perempuan Kulon Progo agar tumbuh dan mandiri.
"Setelah ini, kami akan turun ke lapangan untuk berkampanye sesuai jadwal," katanya.
Sementara itu, Pengamat politik nasional asal Kulon Progo yang juga Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia Arif Nurul Imam menanggapi terkait misi yang ditawarkan pada paslon pilkada di Kulon Progo.
Ia menyarankan setiap paslon mesti menjabarkan dalam program kerja sehingga bisa diukur itu misi realistis atau sekadar utopis.
"Sarannya, misi mesti dipertajam sehingga ada deferensiasi politik dan pilihan masyarakat dalam melihat agenda pembangunan dari setiap paslon," katanya.
"Nomor Urut 3 yang diperolehnya merupakan hadiah dari Tuhan," kata Calon Bupati Kulon Progo Novida Kartika Hadhi usai pengambilan nomor urut di KPU Kulon Progo, di Kulon Progo, Senin.
Ia mengatakan Novida Kartika Hadhi - Rini Indriani (NKRI) akan coba mengimplementasikan gagasan Tri sakti yang pernah digaungkan Presiden Pertama Indonesia, Soekarno, yaitu berdaulat dalam politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam berkebudayaan
"Harapannya, Nomor 3 itu adalah nomor yang datangnya dari Allah SWT, sehingga kita inginnya nomor 3 itu kita bisa mengimplementasikan Trisakti nya Bung Karno untuk Kulon Progo," katanya.
Novida yang diusung PDIP dan PKS ini juga berjanji akan membangun Kulon Progo tanpa mengesampingkan salah satu pihak.
"Kemudian harapan kita Kulon Progo ini bisa bersama-sama semua masyarakat, tidak ada yang tertinggal satupun untuk sama-sama membangun Kulon Progo ke depan. Komitmen kita akan rangkul semua lapisan dan elemen masyarakat," katanya.
Selain itu, lanjut Novida, salah satu program pengembangan di setiap kalurahan, yakni satu kalurahan satu produk.
"Harapannya ekonomi kreatif tumbuh, dan ekonomi masyarakat tumbuh," katanya.
Sebagai satu-satunya calon bupati yang didampingi perempuan sebagai calon wakil bupati, Novida juga berkeinginan adanya pemerataan kesejahteraan perempuan dan laki-laki. Pihaknya siap mendampingi kaum perempuan Kulon Progo agar tumbuh dan mandiri.
"Setelah ini, kami akan turun ke lapangan untuk berkampanye sesuai jadwal," katanya.
Sementara itu, Pengamat politik nasional asal Kulon Progo yang juga Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia Arif Nurul Imam menanggapi terkait misi yang ditawarkan pada paslon pilkada di Kulon Progo.
Ia menyarankan setiap paslon mesti menjabarkan dalam program kerja sehingga bisa diukur itu misi realistis atau sekadar utopis.
"Sarannya, misi mesti dipertajam sehingga ada deferensiasi politik dan pilihan masyarakat dalam melihat agenda pembangunan dari setiap paslon," katanya.