Kelapa Kulon Progo dijual kepada tengkulak Jateng

id kelapa kulon progo dijual kepada

Kelapa Kulon Progo dijual kepada tengkulak Jateng

Buah kelapa (Foto antaranews.com)

Kulon Progo (ANTARA Jogja) - Pedagang kelapa di Pasar Induk Kelapa Gawok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjual dagangannya kepada tengkulak dari Jawa Tengah.

"Kelapa yang dijual di sini kebanyakan dibeli tengkulak dari Boyolali, Solo, Jepara, dan Klaten," kata salah seorang pedagang kelapa di Pasar Induk Gawok, Ngatini (55) di Wates, Kamis.

Ia mengatakan kelapa yang mereka jual dipasok petani dari Kecamatan Wates, Kokap, dan sebagian Kecamatan Panjatan, Kulon Progo.

Daerah-daerah tersebut merupakan penghasil kelapa di Kulon Progo, selain di Kecamatan Galur, dan Temon.

Setiap butir kelapa, kata Ngatini, harganya antara Rp1.350 hingga Rp1.500.

Menurut dia, harga kelapa juga tergantung besar atau kecilnya kelapa, jumlah ketersedian, dan permintaan pembeli.

"Harga rata-rata di sini Rp1.500 per butir. Harga ini bisa berubah setiap saat. Apabila jumlah pembeli banyak, tapi ketersediaan kelapa tidak tambah, harga kelapa dapat dipastikan naik. Tapi kalau pembelinya sedikit, dan ketersediaan kelapanya normal, harganya turun," kata Ngatini.

Ia mengatakan harga kelapa Rp1.500 per butir tidak berlaku untuk kelapa hasil panen petani di Kecamatan Kokap. Hal ini karena bentuk dan ukuran kelapa dari kecamatan itu tidak banyak dicari pedagang, tetapi biasanya dicari untuk dibuat natadecoco.

"Harga kelapa dari Kecamatan Kokap murah, hanya Rp1.000 dan Rp1.100 per butir. Kelapa dari Kokap ukurannya kecil, warna hitam, dan tidak menarik. Beda dengan kelapa dari Wates, ukurannya besar dan putih," kata dia.

Setiap hari Ngatini mampu menjual sedikitnya 15.000 butir.

"Saat sedang ramai, bisa menjual kelapa hingga empat truk, atau 20.000 butir," katanya.

Sementara itu, tengkulak kelapa dari Boyolali Narti mengatakan harga di Pasar Induk Kelapa Gawok dapat bersaing dengan daerah lain, bahkan sedikit lebih murah.

Dirinya sudah berlangganan lama dengan pedagang di pasar tersebut.

"Saya sudah berlangganan di sini cukup lama, jadi harga bisa ditawar dan tidak dimahalkan. Saya setiap tiga hari sekali pasti membeli 10.000 butir kelapa untuk dijual di wilayah Boyolali (Jawa Tengah)," kata Narti.

(KR-STR)


Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.