Jogja (ANTARA Jogja) - Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Yogyakarta akan membangun kampus baru di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Jurusan Fakultas Teknik Sumber Daya Alam dan Falkultas Teknik Industri.
Ketua Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan (STTL) Yogyakarta Prof Dr Ir H Chafid Fandeli di Wates, Rabu, mengatakan pengembangan dua fakultas di Kabupaten Kulon Progo yakni Fakultas Teknik Sumberdaya Alam meliputi S1 Teknik Kelautan, S1 Teknik Pertambangan dan D3 Teknik Konversi Energi.
Sedangkan, Fakultas Teknik Industri meliputi S1 Teknik Industri, S1 Teknik Informatika dan D3 Teknik Pangan.
"Saat ini masih mencari lokasi yang tepat untuk pengembangan tersebut dan lokasi yang dipilih adalah Kabupaten Kulon Progo. Kami berharap Pemkab Kulon Progo memberikan kesempatan," kata Chafid.
Chafid mengatakan, Kota Yogyakarta saat ini sudah padat sehingga untuk pengembangan pendidikan dan industri sangat kesulitan.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan, Kabupaten Kulon Progo akan dijadikan Kota Satelit Pendidikan dan Industri.
Untuk pemetaan pemanfaatan wilayah antara lain wilayah Sentolo dan sekitar untuk pengembangan industri, wilayah Temon dan sekitar untuk bandara dan pelabuhan, wilayah utara untuk pengembangan agrowisata, sehingga untuk pengembangan pendidikan di wilayah tengah, yaitu Wates, Pengasih dan sekitarnya, meskipun tidak menutup kemungkinan jika ingin membuka kampus di wilayah utara.
Terkait kerja sama dan permohonan bantuan kepada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo tentang rencana STTL Yogyakarta yang akan mengembangkan kampusnya, kata Hasto, Kabupaten Kulon Progo sangat mendukung rencana tersebut dan siap membantu. Kabupaten Kulon Progo memiliki potensi yang sangat mendukung khususnya lahan yang masih luas.
"Saat ini kampus yang sudah ada yaitu IKIP PGRI Wates, UNY dan UJB. Jika akan mengembangkan kampus, kami persilakan memilih tempat yang sesuai, dan kami berharap dapat memanfaatkan lahan yang tidak produktif sehingga selain mencerdaskan masyarakat dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar," kata Hasto.
(KR-STR)
