Desa Wisata Sukunan padukan ekoturisme dengan kuliner

id desa wisata sukunan padukan

Desa Wisata Sukunan padukan ekoturisme dengan kuliner

Ilustrasi desa wisata (Foto tipswisatamurah.blogspot.com)

Sleman (ANTARA Jogja) - Desa Wisata Sukunan di Desa Banyuraden, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, memadukan ekoturisme untuk pengelolaan lingkungan alam dengan kuliner khas kripik belut.

"Makanan khas kripik belut ini sengaja kami hadirkan bagi para wisatawan yang berkunjung ke desa ini," kata Tri Untari, pengusaha kripik belut, di Desa Wisata Sukunan, Kecamatan Gamping, Sabtu.

Menurut dia, selain memiliki cita rasa yang khas, kripik belut Desa Wisata Sukunan juga mengandung protein tinggi karena bahan dasar belut berasal dari belut liar di sawah dan bukan belut yang dibudidayakan dengan asupan makanan kimiawi.

"Setiap hari kami menerima setoran dari warga yang berburu belut di sawah dan bukan dari tempat pembudidayaan," katanya.

Ia mengatakan, untuk proses pembuatan kripik belut ini cukup mudah yakni belut-belut yang sudah dipilih kemudian dimasukkan dalam wadah dan disiram dengan air mendidih agar mati.

"Kemudian belut direbus selama lima menit untuk menghilangkan lendir dan meminimalisir bau tanah yang menempel," katanya.

Setelah itu belut-belut dibersihkan dari kotoran dalam dan setelah bersih dicampur dalam adonan tepung dan siap digoreng," katanya.

Ia mengatakan, proses penggorengan juga harus dilakukan dua kali agar hasilnya lebih renyah dan gurih.

"Kalau hanya sekali goreng saja biasanya justru malah keras sehingga justru menjadi tidak enak," katanya.

Desa Sukunan yang berada sekitar lima kilometer arah barat Tugu Yogyakarta tersebut resmi menjadi Kampung Wisata Lingkungan pada 19 Januari 2009 dengan menawarkan beragam kegiatan berbasis lingkungan kepada wisatawan yang berkunjung.

Kegiatan yang biasa disebut "ecotourism" atau wisata lingkungan ini sebenarnya mulai dilakukan sejak tahun 2003, yaitu saat desa ini mulai merintis untuk menjadi desa berbasis lingkungan.

Desa Sukunan dikenal sebagai desa berbasis lingkungan diantaranya karena sistem pengolahan sampah secara mandiri telah berjalan dengan baik. Sistem pengolahan sampah ini dimulai dari tingkat rumah tangga hingga kelompok dan menghasilkan berbagai macam kerajinan dan produk dari barang bekas atau sampah khas Sukunan.

Warga Sukunan sudah membiasakan diri untuk mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomi tinggi, dan bukan membuangnya begitu saja. Maka kesadaran dan kebiasaan warga Desa Sukunan dalam menjaga lingkungan sekitarnya tergolong tinggi.

Selain belajar mengenai sistem pengolahan sampah di Kampung Wisata Sukunan, pengunjung juga dimanjakan dengan pemandangan khas pedesaan yang masih asri.

(V001)


Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.