Nyoman Erawan luncurkan buku dalam dua bahasa

id nyoman erawan luncurkan buku

Nyoman Erawan luncurkan buku dalam dua bahasa

Nyoman Erawan (Foto agungraigallery.com)

Denpasar (ANTARA Jogja) - Nyoman Erawan, seniman Bali yang sukses menggelar pameran tingkat nasional dan internasional, meluncurkan buku berjudul "Salvation of the Soul", bertepatan dengan pembukaan pameran di Tony Raka Galeri, Desa Mas, perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar.

"Buku tersebut ditulis dalam dua bahasa, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang mengulas tentang proses karya seni yang digelutinya," kata Wayan Sriyoga Parta, SSn MSN penulis buku tersebut, Senin.

Sriyoga Parta, dosen Universitas Negeri Gorontalo yang sedang menyelesaikan studi doktoral kajian seni rupa pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, menulis buku tersebut bersama Riski Zaelani, dosen Fakultas Seni Rupa dan Disain Institut Teknologi Bandung (ITB).

Buku yang dirancang secara khusus itu dicetak dengan kertas bermutu di Yogyakarta tahap pertama sebanyak 1.000 eksemplar.

Nyoman Erawan sendiri pada pembukaan pameran sekaligus peluncuran bukunya yang pertama itu menampilkan   "performance Art ritus wajah digoreng-goreng" dengan iringan musik ilustrasi.

Pameran tunggal tersebut  menyuguhkan 50 karya kanvas, 50 sket dan tujuh karya  instalasi yang berlangsung selama sebulan hingga 25 September 2012.

Materi pameran alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta kali ini berbeda dengan pameran-pameran yang pernah digelar sebelumnya, karena Nyoman Erawan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2009-2012) mengambil keputusan untuk menampilkan gambaran wajah dan tubuh (Diri)  dalam lukisan abstraknya.

Keputusan itu diambil sebagai langkah perkembangan artistik yang menjanjikan persoalan menarik,  bagai mana gambaran sosok yang nampak ragawi itu mesti ada di dalam susunan dan konstruksi gagasan estetik yang  bersifat abstrak.

Ia yakin dengan kekuatan abstraksi bentuk yang menonjol, akan tetap memahami efek-efek permainan warna yang dikerjakan lebih utama dibanding soal kehadiran sosok wajah pada karya kanvasnya.

(I006)