Nelayan Pantai Samas beralih gunakan jaring "eret"

id nelayan

Nelayan Pantai Samas beralih gunakan jaring "eret"

Nelayan dibantu warga sedang menarik perahu usai melaut (Foto ANTARA/Sidik)

Jogja (ANTARA Jogja) - Nelayan di Pantai Samas, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini beralih menggunakan jaring "eret" untuk mencari ikan.

"Sudah beberapa bulan ini nelayan di Pantai Samas tidak melaut, tetapi mereka mencari ikan dengan menggunakan jaring `eret` yang ditebar di perairan pinggir pantai," kata petugas Pos Angkatan Laut (AL) Pantai Samas Sarjito, Selasa.

Sarjito yang sehari-hari bertugas memantau perairan Pantai Samas ini mengatakan ada sekitar 50 nelayan yang mencari ikan dengan menggunakan jaring "eret" pada malam hari.

Menurut dia, para nelayan itu sebelumnya melaut mencari ikan dengan menggunakan kapal, dan kini ditinggalkan, beralih menggunakan jaring "eret".

"Saya melihat hampir di sepanjang Pantai Samas pada malam hari banyak nelayan menebar jaring, dan keesokan harinya baru diambil. Hasil tangkapannya juga lumayan, dalam semalam bisa mendapatkan sekitar 50 kilogram ikan, bahkan ada yang sampai satu kuintal," katanya.

Menurut dia, kemungkinan saat ini bukan musim melaut di Pantai Samas, tetapi musim menjaring ikan, yang bisa dilakukan di pinggir pantai. "Apalagi mencari ikan dengan menggunakan jaring `eret` tidak mengeluarkan biaya operasional, berbeda dengan melaut menggunakan kapal yang harus mengeluarkan biaya untuk membeli bahan bakar," katanya.

Ia mengatakan nelayan juga mempertimbangkan hasil tangkapannya, karena dengan menggunakan kapal tetapi hasilnya sedikit, lebih baik tidak melaut.

"Berbeda dengan menggunakan jaring `eret`, ikan hasil tangkapannya juga besar-besar, bahkan bisa sampai tujuh kilogram per ekornya," katanya.

Seorang nelayan Pantai Samas, Mugari mengatakan belakangan ini jumlah penjaring `eret` di sekitar pantai ini terus bertambah hingga sampai ke Pantai Gua Cemara, yakni pantai di sebelah barat Samas.

"Ada sekitar 50 nelayan yang menebar jaring `eret` di sepanjang bibir pantai, dan ikan cepat terjaring. Dibanding dengan jumlah nelayan yang melaut menggunakan kapal, kini jumlah nelayan yang menggunakan jaring `eret` lebih banyak," katanya.

Menurut dia, ikan hasil tangkapan dengan menggunakan jaring tersebut di antaranya ikan gatho, bojor, dan ikan braskap, yang biasanya dijual seharga Rp12.000 per kilogram.

"Namun, jika stok ikan menipis, sementara permintaan terus berdatangan, harga per kilogram bisa naik hingga Rp20.000," katanya.

(KR-HRI)


Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.