Masyarakat Kulon Progo budi dayakan jamur

id budi daya jamur

Masyarakat Kulon Progo budi dayakan jamur

Sebagian masyarakat Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, membudidayakan jamur. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (ANTARA Jogja) - Sebagian masyarakat Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, membudidayakan jamur tiram, kuping, dan lingzhi karena mudah dan permintaannya tinggi.

"Budi daya jamur ini baru kami jalankan sekitar enam bulan terakhir. Dalam perkembangannya, budi daya jamur menjanjikan dan keuntungan yang didapat cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga," kata Aspiyah, pembudi daya jamur di Kecamatan Wates, Senin.

Aspiyah yang merupakan Camat Sentolo ini mengatakan, ide budi daya jamur yakni memberdayakan perempuan di desa Wates yang tergabung dalam Posdaya. Untuk meningkatkan pendapatan dan memberdayakan perempuan, maka dirinya membudidayakan jamur yang kemudian dibeli oleh anggota posdaya untuk dibuat keripik jamur.

"Hasil panen jamur dibeli anggota posdaya untuk dibuat aneka kripik jamur. Setelah dibuat kripik, kami membantu dalam pemasarannya baik di toko, kantin dan warung-warung makan di lingkungan pemerintah daerah (pemda)," kata Aspiyah.

Menurut dia, budi daya jamur sangat mudah, tidak memerlukan perawatan khusus. Membudidayakan jamur hanya membutuhkan keuletan dan kemauan, karena prospek jamur tiram, kuping dan lingzhi sangat bagus.

"Budi daya jamur pada dasarnya mudah dan menguntungkan karena permintaannya tinggi. Untuk semtara, kami membeli log-log jamur yang dibeli dari Kabupaten Sleman, dan perajin log jamur di Kulon Progo," kata dia.

Dia mengatakan, omzet jamur jamur kuping mencapai Rp1,2 juta setiap kali panen dengan hasil rata-rata 50 kilogram setiap panen. Hasil produksi jamur lingzhi dari produksi hingga panen untuk saat ini hasilnya baru mencapai 55 kg. Harga jamur lingzhi yang digunakan untuk obat yakni kualitas I mencapai Rp100 ribu per kg lingzhi kering, dan kualitas II mencapai Rp70 ribu hingga Rp80 ribu per kig lingzhi kering.

"Kami sudah memiliki pembeli yang datang kerumah. Jamur lingzhi langsung dibeli tengkulak yang dijual ke produksen obat. Begitu juga, jamur kuping dan tiram dibeli oleh masyarakat yang tergabung dalam posadaya untuk dibuat kripik jamur," kata dia.

(KR-STR)


Editor: Mamiek
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.