Depok (Antara Jogja) - Dirga Sakti Rambe dokter lulusan Universitas Indonesia (UI) menjadi seorang Vaksinolog pertama di Indonesia dan termuda di dunia dengan usia 27 tahun.
"Dia mengambil master vaksinologi di University of Siena, Italia, dimana ia menjadi satu dari 13 orang yang terpilih dari ratusan pelamar di seluruh dunia," kata Kepala Kantor Komunikasi Universitas Indonesia (UI) Farida Haryoko di Depok, Jumat.
Ia mengatakan, belum banyak dokter di dunia yang melanjutkan pendidikannya ke bidang ilmu vaksinologi. Ilmu yang didalami Dirga termasuk ilmu baru di dunia kedokteran. Di dunia, jumlah vaksinolog pun belum banyak.
Farida mengatakan selain masih belum banyak infomasi tentang jurusan vaksinologi, diakuinya bahwa vaksinologi bukan suatu ilmu yang mudah dipelajari sehingga belum banyak dokter melirik untuk mendalami ilmu ini. Di dunia sendiri saat ini tidak lebih dari 10 universitas yang memiliki jurusan vaksinologi.
Dirga telah kembali ke Indonesia dan siap mengaplikasikan ilmunya bagi masyarakat Indonesia. Ia sangat fokus pada peningkatan kepedulian masyarakat Indonesia akan imunisasi dewasa.
Diharapkan dengan hadirnya seorang Vaksinolog pertama di Indonesia ini dapat menjadi inspirasi dan pembuka jalan bagi mahasiswa kedokteran lainnya untuk menjadi seorang vaksinolog yang mampu mengembangkan penelitian dan temuan inovatif di bidang kedokteran serta mendukung Indonesia sadar Imunisasi Dewasa.
Sementara Dirga mengatakan tidak banyak yang mengetahui dan peduli akan vaksinasi bagi orang dewasa. Gaya hidup saat ini, seperti pemakaian tato dan tindik membuat pengguna rentan terinfeksi penyakit hepatitis B.
Selain itu, mengkonsumsi makanan di pinggir jalan yang tidak bersih juga sebagai salah satu pemicu timbulnya penyakit hepatitis A dan demam tifoid. Atau ketika ingin bepergian lintas negara, orang dewasa juga perlu diberikan vaksin meningitis dan vaksin influenza.
"Imunisasi bagi orang dewasa sangat penting," ujarnya.
Dirga menolak pendapat sebagian masyarakat yang mengatakan bahwa vaksinasi merupakan tindakan memasukkan kuman penyakit ke dalam tubuh. Vaksin, kata Dirga, adalah sesuatu yang menyerupai kuman yang direkayasa secara bioteknologi sehingga nantinya tubuh dapat mengenalinya seperti saat tubuh mengenali kuman. Dengan begitu, tubuh dapat meresponnya dengan antibodi yang kuat.
Selain vaksin untuk pencegahan, sekarang tengah berkembang vaksin terapeutik untuk kanker prostat dan kanker paru, namun proses pembuatan vaksin membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Ia mengatakan sosialisasi imunisasi dewasa juga telah dilakukan oleh Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI telah beberapa kali mengadakan pelatihan bagi dokter-dokter di daerah, sehingga nantinya dokter-dokter dapat menyediakan layanan vaksinasi di tempat prakteknya. (F006)
Berita Lainnya
Paslon Nomor 3 Pilkada Kulon Progo NKRI wujudkan Tri Sakti Bung Karno
Senin, 23 September 2024 17:00 Wib
Menteri PUPR senggol menteri yang baru pertama kali ke IKN, Kaltim
Senin, 12 Agustus 2024 14:19 Wib
Satgas-OPM kontak senjata di Maybrat, sita senjata
Minggu, 23 Juni 2024 19:10 Wib
Menu ikan di program makan gratis di Indonesia harus tematik
Senin, 3 Juni 2024 5:22 Wib
Pemerintah edukasi pelajar kelola sampah plastik via daur ulang
Kamis, 30 Mei 2024 4:43 Wib
Satgas Batalyon Yudha Sakti baku tembak dengan OPM Maybrat, Papua Barat
Senin, 20 Mei 2024 13:31 Wib
Hidupkan ekosistem Indonesia, kerja sama budi daya lobster dengan Vietnam
Selasa, 30 April 2024 0:28 Wib
Pasir sedimentasi laut di Indonesia belum diekspor
Senin, 29 April 2024 20:18 Wib