Sleman, (Antara Jogja) - Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu dan Danang Wicaksana menyiasati keterbatasan alat peraga kampanye yang difasilitasi Komisi Pemilihan Umum dengan mengintensifkan sosialisasi ke masyarakat melalui layanan sablon kaus gratis.
"Salah satu cara yang dilakukan adalah memberi pelayanan sablon kaus dan cukur rambut gratis, seperti yang dilakukan hari ini (Minggu 20/9) di pasar Sleman," kata koordinator gerakan relawan Yuni-Danang, Danang Agung di Sleman, Minggu.
Dalam sosialisasi tersebut, secara bergantian Yuni Satia Rahayu dan Danang Wicaksana Sulistya yang diusung PDIP, Gerindra dan PKS ini melayani sendiri warga masyarakat yang berkerumun untuk mendapatkan sablon kaus gratis.
"Pelayanan sablon gratis di area pasar tradisional ini dilakukan sesuai dengan visi dan misi, yaitu keberpihakan kepada pelaku ekonomi kecil, menghidupkan perekonomian rakyat, dan revitalisasi pasar tradisional," katanya.
Ia mengatakan pihaknya akan terus bergerak, tiap minggu ada sablon kaus gratis.
"Ini dilakukan di lokasi strategis seperti Pasar Sleman, Pasar Balangan, Minggir, Pasar Cebongan, Pasar Bibis Rewulu, atau titik lain sesuai permintaan," katanya.
Sedangkan Yuni Satia Rahayu mengatakan mengenai alat peraga terbatas bukan masalah serius.
Menurut dia, sosialisasi visi dan misi dilakukan lewat kampanye terbatas, baik itu dengan roadshow ke 17 kecamatan sesuai jadwal yang telah ditetapkan KPU Sleman ke seluruh wilayah secara bergantian.
Kemudian memenuhi undangan pertemuan di pedukuhan hingga kunjungan langsung ke pusat keramaian seperti pasar.
"Ada misi khusus juga dengan kegiatan di pasar tradisional begini. Kami promosikan pasar tradisional bisa jadi urat nadi perekonomian rakyat Sleman, pasar yang bersih, sampahnya terkelola baik, itu program kami ke depan," katanya.
Danang Wicaksana Sulistya menambahkan pilihan berkampanye simpatik dengan bertemu kelompok masyarakat secara langsung memang menguras energi.
"Kalau APK terbatas, ya kami bisa lakukan model kampanye yang langsung serap aspirasi masyarakat dalam dialog, diskusi, pertemuan terbatas. Bukan sosialisasi dengan gambar yang ditempel di pohon-pohon," katanya.***2***
(V001)
