Pantai Parangtritis di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga kini masih menjadi primadona dan destinasi favorit untuk dikunjungi wisatawan Nusantara yang datang dari berbagai daerah di Tanah Air.
Destinasi favorit wisatawan itu terlihat dari tren data kunjungan wisatawan yang terus meningkat dari tahun ke tahun, bahkan tingkat kunjungan ke Pantai Parangtritis lebih besar dibanding destinasi wisata pantai lainnya di Kabupaten Bantul.
Pantai Parangtritis paling dominan dikunjungi wisatawan dan masih menjadi primadona wisatawan yang berkunjung ke kabupaten ini, bahkan jumlah kunjungan selalu naik, kata Pelaksana Harian Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul Lies Ratriana.
Jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Bantul selama 2016 sepanjang Januari hingga 12 September 2016 sekitar 1,8 juta orang, sekitar 1,4 juta orang di antaranya berkunjung ke Parangtritis.
Selama kurun waktu itu Pantai Parangtritis mampu menyumbang pendapatan dari penarikan retribusi pengunjung ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bantul sebesar Rp7 miliar dari total pendapatan seluruh objek wisata Rp8,38 miliar.
Seluruh objek wisata di Bantul yang berjumlah tujuh destinasi pada tahun 2014 telah dikunjungi sekitar 2,2 juta dengan pendapatan Rp9,5 miliar, ternyata Pantai Parangtritis menyumbang PAD sebesar Rp8,3 miliar dengan 1,8 juta pengunjung.
Sementara data kunjungan selama 2015 mengalami kenaikan dari 2014, yaitu sebanyak 2,5 juta wisatawan dengan pendapatan sebesar Rp10,4 miliar. Dari data itu Parangtritis menyumpang PAD sebesar Rp9,2 miliar dengan kunjungan 1,9 juta orang.
Pantai Parangtritis menjadi primadona wisatawan karena memiliki beberapa keunggulan baik dari sisi popularitas maupun infrastruktur dibandingkan pantai selatan selatan lainnya.
Kalau Pantai Parangtritis penuh dengan mistik, meskipun itu sebenarnya bukan minat khusus, namun setidaknya yang membuat Parangtritis terkenal sejak dari dulu, sedangkan pantainya lebih luas.
Terletak di sekitar 27 kilometer selatan Kota Yogyakarta, Pantai Parangtritis merupakan kawasan wisata pantai yang landai dengan pemandangan bukit berbatu di timur dan utara serta hamparan pasir yang memanjang sekitar 3 km dari timur ke barat.
Pantai Parangtritis yang ada di Kecamatan Kretek ini merupakan daya tarik wisata utama di kawasan ini, nama `Parangtritis` sendiri berasal dari kata `Parang` yang berarti batu dan `tritis` berarti air yang menetes.
Lies mengatakan ada beberapa pantai di sisi barat Pantai Parangtritis yang bisa dikunjungi wisatawan Parangtritis karena merupakan satu paket kunjungan, yaitu Pantai Parangendog, Pantai Parangkusumo, Pantai Pelangi, Pantai Cemara Sewu, dan Pantai Depok.
Sejumlah pantai tersebut mempunyai daya tarik masing-masing, di antaranya Pantai Parangendog yang konon dahulu terdapat banyak batu berbentuk menyerupai telur dan Pantai Depok terkenal dengan wisata kuliner berbagai jenis ikan laut.
Akses ke Pantai Parangtritis lebih mudah karena didukung dengan kondisi jalan yang memadai. Di Parangtritis punya daya tampung yang lebih maksimal, wisatawan dapat berkunjung ke beberapa pantai hanya dengan satu tiket.
Selain wisata pantai, di kawasan Pantai Parangtritis terdapat sejumlah tempat yaitu Pemandian Air Panas Parangwedang yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit kulit dan petilasan yang pada hari-hari tertenntu ramai dikunjungi peziarah.
Kemudian ada gumuk pasir yang menurut berbagai sumber tipe gundukan pasir pantai selatan itu merupakan aset dunia karena hanya ada di dua negara, yaitu Indonesia dan Meksiko.
Di kawasan itu ada museum dan laboratorium geospasial yang dikelola UGM dengan Pemkab Bantul. Dengan adanya ini wisatawan dapat memperoleh beragam informasi seputar gumuk pasir.
Berdasarkan kalender Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul, kawasan Pantai Parangtritis menjadi destinasi wisata yang menjadi lokasi penyelanggaraan atraksi wisata maupun seni budaya oleh masyarakat setempat maupun komunitas.
Agenda itu di antaranya Bekti Pertiwi dan Pisungsung Jaladri, sebuah upacara tradisional yang diadakan warga setempat setiap Selasa Wage (penanggalan Jawa) pada bulan Mei atau Juni mulai pukul 11.00 WIB.
Selanjutnya Labuhan Hondodento, upacara tiap tanggal 15 bulan Sura (Muharram), labuhan Keraton Ngayogyakarta setiap tanggal 30 bulan Rejeb, Labuhan Mina Bahari 45 atau upacara yang diadakan para nelayan Pantai Depok pada Senin atau Kamis Wage bulan Sura.
Sedangkan atraksi wisata yaitu Peh Cun, merupakan upacara ritual yang dilakanakan persaudaraan masyarakat Tionghoa Yogyakarta setiap tanggal 5 bulan 5 Tahun Imlek. Tradisi ini dimeriahkan dengan barongsai dan Festival Perahu Naga.
Lokasi ini menjadi pusat penyelenggaraan Festival Layang-Layang yang diselenggarakan komunitas pecinta layang-layang se-DIY yang diadakan setiap tahun pada akhir pekan. Kegiatan tahunan ini sering mendapat sambutan antusias masyarakat.***1***
(KR-HRI)
