Dinkes Bantul keluarkan edaran kewaspadaan penyakit difteri

id Vaksin

Dinkes Bantul keluarkan edaran kewaspadaan penyakit difteri

Vaksin imunisasi (Foto ANTARA/Herry Murdy Hermawan)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan surat edaran terkait kewaspadaan penyakit difteri yang kini kasus penyakit akibat virus itu telah ditemukan di daerah lain.

"Iya pasti to, kami buat surat edaran, karena ini kan secara nasional edarannya dari nasional kewaspadaannya," kata Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinkes Bantul Pramudi Dharmawan di Bantul, Selasa.

Menurut dia, surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap peyakit difteri itu ditujukan bagi semua layanan kesehatan dan pusat kesehatan masyakarat (puskesmas) di Bantul untuk berjaga-jaga ketika ditemukan kasus itu.

"Kami pokoknya jaga-jagalah untuk lebih baik, tidak hanya Bantul tetapi seluruh provinsi kewaspadaanya. Intinya pokoknya kami perlu waspada, karena ini menular," kata Pramudi.

Ia menjelaskan, meskipun di wilayah DIY yang meliputi empat kabupaten dan satu kota menjadi salah satu provinsi di Pulau Jawa yang tidak terkena atau ditemukan positif penderita difteri, namun penularannya tetap diwaspadai.

"Karena kan berhubung lalu-lintas orang tidak bisa dicegah, makanya setiap ada tanda-tanda ke arah difteri itu harus kami waspadai, kalau ada difteri harus kita cek," katanya.

Pramudi mengatakan, untuk di wilayah Bantul sendiri sempat ada dua warga yang dicurigai suspect difteri, akan tetapi yang seorang telah dikonfirmasi negatif, dan seorang lagi masih menunggu hasil pemeriksaan medis.

Manun demikian, kata dia, meski pihaknya masih mencurigai seorang warga Bantul terkena difteri, namun Dinkes belum mengambil langkah penanganan terhadap penyakit yang diakibatkan virus tersebut.

"Kalau belum ada yang positif (difteri) belum kita terapi to, namun yang penting dikasih antibiotik, istirahat cukup, dan isolasi kalau memang ada (penderita difteri)," kata Pramudi.

Pramudi mengharapkan, karena penyakit difteri berbahaya dan menular, pihaknya minta semua warga mengikuti program imunisasi secara lengkap, karena dia menduga warga yang suspect difteri dulunya tidak mengikuti imunisasi secara penuh.

"Iya menular, pokoknya imunisasinya harus total, semua harus imunisasi, harus lengkap, bayi imuninasi harus lengkap supaya kebal. Itu (kasus difteri) mungkin imunisasi tidak lengkap, tidak total," katanya.
(T.KR-HRI)