Sleman (Antaranews Jogja) - Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, melirik Kedai Kopi Merapi di Dusun Petung,Desa Kepuharjo, Cangkringan untuk dijadikan potensi wisata kuliner yang prospektif di daerah ini karena diminati wisatawan mancanegara dan Nusantara.
"Kedai Kopi Merapi ini sangat potensial menjadi wisata kuliner minat khusus andalan di Kabupaten Sleman," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih, di Sleman, Jumat.
Menurut dia, pihaknya berkomitmen untuk terus mempromosikan Kedai Kopi Merapi ini sebagai potensi wisata kuliner andalan di Kabupaten Sleman.
"Wisatawan di lereng Merapi di kawasan Kaliurang maupun Lava Tour Cangkringan dapat menikmati kopi khas lereng Gunung Merapi di kedai ini setelah menikmati suasana alam dengan jip wisata Merapi," katanya.
Ia mengatakan, saat ini kopi Merapi sudah banyak dikenal di masyarakat luas baik lokal Sleman, DIY, luar daerah, hingga mancanegara.
"Bahkan saat ini Bupati Sleman Sri Purnomo sedang mempromosikan kopi Merapi ini di Finlandia karena negara tersebut tertarik dengan rasa maupun keunikan kopi Merapi," katanya.
Pengelola Kedai Kopi Merapi Sumijo mengatakan saat ini pengunjung di Kedai Kopi Merapi sudah mulai ramai didatangi berbagai kalangan. "Ada dari masyarakat biasa, pejabat, pengusaha, selebriti, dan kalangan artis banyak yang berkunjung ke sini," katanya.
Ia mengatakan, rata-rata dalam satu bulan pengunjung di Kedai Kopi Merapi ini mencapai 10 ribu lebih, sedangkan yang paling ramai biasanya pada akhir pekan dan musim liburan.
"Kalau omzet per bulan bisa mencapai Rp180 juta dari penjualan minuman kopi, bubuk kopi, berbagai makanan khas Merapi maupun souvenir," katanya.
Sumijo mengatakan awal mula kedai kopi berdiri yakni dari usaha perkebunan kopi yang banyak digeluti masyarakat Dususn Petung sebelum erupsi Merapi pada 2010.
"Dusun Petung awalnya memang disiapkan sebagai desa wisata kopi karena memang dusun ini ada kebun kopi. Kemudian kami berinisiatif untuk mendirikan kedai kopi," katanya.
Rintisan Desa Wisata Petung sebelum sempat dibuka, katanya, kedai tersebut sudah ada terlebih dahulu sebelum terkena bencana erupsi Merapi 2010 yang menghancurkan bangunan kedai maupun kebun kopi di daerah ini.
"Setelah erupsi kami bersihkan semua. Baru dibuka lagi pada 2012. Seiring berjalannya waktu, Kopi Merapi semakin dikenal dan disukai masyarakat," katanya.
Sumijo mengatakan pihaknya akan terus melakukan inovasi-inovasi untuk menarik wisatawan. Salah satunya, akan membuat destinasi wisata baru dengan konsep Wisata Edukasi Kopi.
"Nantinya wisatawan akan diajak melihat proses pembuatan kopi mulai dari budi daya, pengolahan hingga teknik penyeduhan kopi. Nanti pengunjung bisa 'camping', 'outbond', dan 'tracking' dengan tema kopi," katanya.
(
Berita Lainnya
FIFA: Laga timnas U-23 Indonesia kontra Guinea di Prancis digelar tertutup
Sabtu, 4 Mei 2024 14:56 Wib
Selama April 2024, Jabar diguncang 106 kali gempa
Sabtu, 4 Mei 2024 14:46 Wib
Sertifikasi halal di Indonesia tak boleh ditunda, Oktober 2024 harus diberlakukan
Sabtu, 4 Mei 2024 14:39 Wib
Piala Uber 2024: Indonesia lolos laga di final
Sabtu, 4 Mei 2024 14:33 Wib
Penggunaan AI di Indonesia butuh regulasi di bidang pendidikan
Sabtu, 4 Mei 2024 10:55 Wib
Menhub minta kolaborasi dukung Gernas BBI dan berwisata di Indonesia
Sabtu, 4 Mei 2024 10:47 Wib
Kepingan Oreo edisi Pokemon terlangka ditemukan di Indonesia
Sabtu, 4 Mei 2024 6:37 Wib
Pemerintah tak batasi jam operasional warung Madura di Bali
Sabtu, 4 Mei 2024 6:11 Wib