Jakarta (Antaranews Jogja) - Metil eugenol sebagai attraktan (pemikat) terbukti mampu mengatasi serangan hama lalat buah pada budi daya hortikultura di sejumlah tempat di Tanah Air, kata seorang pejabat Kementerian Pertanian.
Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Dedi Nursyamsi di Jakarta, Jumat mengatakan serangan lalat buah di beberapa titik di Jawa Timur dan Bali telah merusak panen hingga 75-100 persen.
"Hampir semua buah diserang seperti mangga, belimbing, jambu air, dan jambu getas. Tingkat serangan rata-rata 23 persen" katanya.
Namun kini, kata dia, telah berhasil dikembangkan beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa senyawa metil eugenol menurunkan intensitas serangan lalat buah mangga sebesar 39-59 persen.
Attraktan metil eugenol yang berasal dari tumbuhan bahkan memiliki daya tangkap yang lebih baik (491 ekor/perangkap/minggu) dibanding attraktan sintetis yang sudah beredar secara komersial di pasaran (315 ekor/perangkap/minggu).
Metil eugenol di alam terdapat pada tumbuhan melaleuca (melaleuca bracteata) dan selasih (ocimum spp).
"Petani tinggal menyuling selasih dan melaleuca untuk mengambil minyak atsiri yang mengandung metil eugenol masing-masing 63 persen dan 80 persen," kata Dedi.
Penggunaan metil eugenol sendiri telah diterapkan pada areal lahan rawa tiga ha di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.
Perangkap dibuat dari botol plastik bekas kemasan air mineral (tanpa tutup), katanya.
Sepertiga bagian atas botol dipotong, kemudian potongan dimasukkan ke botol bagian bawah dengan mulut botol berada di bagian dalam.
"Bagian depan dan belakang botol diikat dengan kawat agar mudah digantungkan. Pada bagian tengah botol diikatkan segumpal kapas yang ditetesi 2-4 ml metil eugenol, kemudian botol diisi air seperempat bagian, jangan sampai mengenai kapas," katanya.
Dengan adanya air, lalat yang masuk ke dalam botol akan tenggelam dan mati dan perangkap dipasang agak miring agar air tidak tumpah.
Dalam waktu satu minggu, perangkap ini dapat menangkap 90-230 ekor lalat buah jantan.
Lalat buah merupakan serangga perusak buah-buahan dan tanaman hortikultura lainnya yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas buah.
Lalat buah juga menghambat perdagangan (trade barrier) antarnegara karena apabila pada komoditas ekspor suatu produk terdapat telur lalat buah, maka produk tersebut akan ditolak masuk ke suatu negara.
Hal ini pernah terjadi pada paprika Indonesia yang akan diekspor ke Taiwan.
"Kalau yang ini walau cuma ditemukan satu telur lalat buah, maka produk buah negara asal ditolak. Bayangkan cuma satu telur berarti kurang dari satu persen serangan," kata Dedi.
Belakangan yang paling populer untuk mengendalikan lalat buah adalah metode attraktan (pemikat) yang mengendalikan lalat buah dengan 3 keuntungan yaitu mampu mendeteksi populasi, menarik lalat buah untuk kemudian dibunuh dengan perangkap, dan mengacaukan sifat seksual lalat buah dalam perkawinan.
Metil eugenol merupakan senyawa kimia yang bersifat attraktan yang tidak meninggalkan residu dan dapat diaplikasikan pada areal luas karena bersifat menguap dengan daya jangkau ribuan meter tergantung pada kecepatan angin.
Berita Lainnya
"Demi Si Buah Hati" di KlikFilm kisahkan pasien cuci darah
Kamis, 18 April 2024 4:12 Wib
Presiden belanja buah-sayur di Pasar Buah Berastagi
Sabtu, 13 April 2024 20:59 Wib
Dinas Pertanian gelar Festival Buah Kulon Progo di Waduk Sermo
Sabtu, 9 Maret 2024 17:41 Wib
IKN kembangkan 2.000 indukan buah
Minggu, 25 Februari 2024 18:52 Wib
Awas, orang tua dilarang sajikan buah untuk anak dengan campuran
Kamis, 8 Februari 2024 6:00 Wib
Hati-hati, dapat tingkatkan berat badan, gula dalam buah-buahan
Selasa, 23 Januari 2024 12:13 Wib
Zona pekarangan tantangan utama jaga buah lokal, beber BRIN
Selasa, 5 Desember 2023 16:34 Wib
Mahasiswa UGM teliti manfaat enzim dari kulit buah untuk atasi sariawan
Selasa, 14 November 2023 10:36 Wib