LSF-produser-komunitas sepakat memperbanyak film bertema Pancasila

id pancasila

LSF-produser-komunitas sepakat memperbanyak film bertema Pancasila

Pancasila (Foto prakosopermono.blogspot.com)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Lembaga Sensor Film (LSF), pemilik Film LIMA, dan komunitas yang tergabung dalam Pancasila untuk Generasi Muda, sepakat untuk memperbanyak film-film nasional bertemakan Pancasila, guna membumikan nilai-nilai luhur bangsa itu.

"Film nasional sebagai salah satu media untuk membumikan Pancasila sangat penting, mengingat mengingat banyaknya kasus-kasus anti-Pancasila yang terjadi belakangan ini, seperti intoleransi dan radikalisme," kata anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Charles Honoris pada diskusi mediasi dengan Pimpinan LSF, di Gedung LSF, Pancoran, Jakarta, Senin, seperti dikutip melalui siaran persnya.

Pada diskusi mediasi tersebut, Charles Honoris dari bersama anggota Komisi I DPR RI lainnya, yakni Dave Laksono (FPG), Arvin Hakim Thoha (FPKB), dan Eva Sundari (FPDIP), memdampingi produser sekaligus sutradara Film LIMA, Lola Amaria, dan Komunitas Pancasila untuk Generasi Muda.

Menurut Charles Honoris, upaya-upaya pembumian nilai-nilai luhur Pancasila, seperti yang dilakukan melalui film LIMA ini harus terus digalakkan, agar dapat menjadikan Pancasila sebagai bintang penuntun bagi bangsa Indonesia.

Charles menegaskan, film LIMA sejalan dengan program pemerintahan Presiden Joko Widodo yang sangat tegas memerangi tindakan intoleransi dan radikalisme.

"Masyarakat Indonesia saat ini membutuhkan film yang mengangkat tema Pancasila untuk kontra-narasi radikalisme dan sebagainya," ujar Charles.

Sementara itu, Ketua LSF Ahmad Yani Basuki mengakui film-film berkualitas yang mengangkat tema tentang Pancasila dan kebhinekaan masih sangat terbatas di Indonesia.

Karena itu, LSF menunggu sineas Indonesia untuk memproduksi film-film berkualitas, seperti yang telah dilakukan Lola Amaria dan kawan-kawan.

"Film LIMA ini perlu diperbanyak dan harus cukup intens ditayangkan, dengan sudut pandang masing-masing," kata Basuki.

Soal permintaan penurunan klasifikasi usia penonton film LIMA dari 17 tahun ke atas menjadi 13 tahun ke atas, Basuki mengatakan, sudah ada mekanisme sesuai aturan dan undang-undang terkait hal itu.

Namun, Basuki juga tidak mau menjelaskan bagian mana dalam film LIMA yang membuat film tersebut diklasifikasikan 17 tahun ke atas.

Sementara itu, produser sekaligus sutradara Lola Amaria mengatakan dirinya masih harus berdiskusi dengan tim internal film LIMA soal kemungkinan penurunan klasifikasi film menjadi 13 tahun ke atas.

Film LIMA akan tayang di bioskop-bioskop nasional mulai 31 Mei 2018. Penayangan perdana film ini untuk menyambut Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024