Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Pengemudi becak di kawasan Malioboro mengatakan kesulitan jika diminta bekerja dengan cara “shift” untuk mengatasi keterbatasan kapasitas pangkalan becak di sepanjang Jalan Malioboro.
“Kalau diminta bekerja dengan jadwal ‘shift’ saya kira sulit karena banyak di antara teman-teman pengemudi becak yang bekerja sendiri karena keahliannya hanya mengemudikan becak saja,” kata Ketua Paguyuban Becak Kayuh Kota Yogyakarta Jiyono di Yogyakarta, Jumat.
Selama ini pun, lanjut Jiyono, sudah ada pengemudi becak yang bekerja saat pagi atau malam hari sehingga akan sulit jika harus diberi jadwal kerja “shift” khusus.
Ia menyebut, kapasitas pangkalan becak di sepanjang Jalan Malioboro maksimal hanya menampung sekitar 130 becak jika ditata saling berhimpit satu sama lain.
Becak di sepanjang Jalan Malioboro akan ditempatkan di titik-titik cerukan di pedestrian sisi barat Jalan Malioboro. “Dari informasi yang kami dengar, akan ada 13 cerukan untuk becak. Jika masing-masing menampung 10 becak, maka maksimal hanya ada 130 becak yang bisa tertampung di Malioboro,” katanya.
Padahal, lanjut Jiyono, jumlah becak yang beroperasi di Jalan Malioboro bisa mencapai sekitar 700 unit atau mencapai sekitar 900 unit jika ditambah becak motor.
Jumlah tersebut, lanjut dia, akan bertambah saat musim libur tiba karena ada banyak pengemudi becak musiman yang datang untuk mengadu nasib di kawasan Malioboro.
Di sepanjang Jalan Malioboro, tambah Jiyono, terdapat sekitar 65 kelompok pengemudi becak. Setiap kelompok pun sudah memiliki pangkalan tersendiri.
“Kalau nanti diminta digeser juga sulit karena setiap kelompok sudah memiliki titik pangkalan sendiri-sendiri,” katanya.
Ia pun mengusulkan agar penataan becak dapat dilakukan seperti saat libur panjang lalu dengan menempatkan becak di jalur pedestrian barat. “Nanti, cerukan yang ada bisa digunakan untuk menambah kapasitas pangkalan andong,” katanya.
Pengemudi becak juga mengusulkan tambahan fasilitas di antaranya toilet agar jumlahnya ditambah. “Biasanya, penumpang kami kesulitan saat mencari toilet. Jika ada, maka antreannya panjang,” katanya.
Dinas Perhubungan DIY berupaya menambah kapasitas pangkalan becak dengan membongkar Pendopo KB di Tempat Khusus Parkir Abu Bakar Ali. “Sifatnya tambahan saja untuk mendukung pangkalan becak di sepanjang Jalan Malioboro,” kata Kepala Dinas Perhubungan DIY Sigit Sapto Raharjo.
Namun demikian, ia menegaskan bahwa becak yang dapat memanfaatkan pangkalan di sepanjang Jalan Malioboro maupun di bekas Pendopo KB adalah becak kayuh tradisional atau becak kayuh dengan tambahan penggerak alternatif.
Berdasarkan data terakhir, jumlah becak di Kota Yogyakarta tercatat sebanyak 3.325 unit dan 506 andong. Jumlah tersebut didasarkan pada pengemudi becak dan andong yang mengurus surat izin operasional kendaraan tidak bermotor (SIOKTB).
Berita Lainnya
Pasar Beringharjo Yogyakarta
Senin, 18 Maret 2024 14:33 Wib
Gunungan oleh-oleh khas Yogyakarta setinggi 11 meter di Malioboro pecahkan Rekor MURI
Selasa, 5 Maret 2024 18:19 Wib
Belum selesai dengan kasus Hotel Top Malioboro, SKN kembali dilaporkan terkait dugaan penipuan investasi hotel dengan motif sama
Kamis, 29 Februari 2024 18:41 Wib
Pemkot Yogyakarta menambah ruang khusus rokok di Malioboro
Kamis, 1 Februari 2024 20:18 Wib
Bank KB Bukopin: "Transaksi Hotel Top Malioboro tanpa persetujuan tertulis dari kami"
Rabu, 31 Januari 2024 22:19 Wib
Presiden Jokowi ngopi bareng Basuki dan Budi Gunadi di Malioboro Yogyakarta
Rabu, 31 Januari 2024 1:38 Wib
Membedah simpang siur status kepemilikan Hotel Top Malioboro Yogyakarta
Selasa, 16 Januari 2024 20:49 Wib
Polda DIY sebut perayaan malam pergantian tahun di Malioboro kondusif
Senin, 1 Januari 2024 6:06 Wib