Sleman (Antaranews Jogja) - Depo penampungan sampah di Desa Triharjo, Sleman yang dibangun Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta sejak 2016 sampai saat ini masih mangkrak dan belum dimanfaatkan.
"Sejak selesai dibangun pada 2016, Depo Penampungan Sampah di Dusun Panasan Desa Triharjo, Sleman belum pernah dioperasikan dan saat ini kondsinya cukup memprihatinkan," kata Kepala Desa Triharjo Irawan di Sleman, Rabu.
Menurut dia, Depo Penampungan sampah sementara tersebut dibangun di atas lahan tanah kas Desa Triarjo seluas 500 meter persegi tersebut sama sekali belum pernah dioperasioalkan dan kondisinya sudah mulai rusak.
"Kondisi bangunan depo sangat memprihatinkan, pagar yang terbuat dari batako penuh dengan coret-coretan dan di sekitar pagar banyak ditumbuhi ilalang yang cukup tinggi," katanya.
Ia mengatakan, sejak berdiri hingga sekarang depo tersebut belum pernah digunakan termasuk untuk perawatan juga tidak dilakukan sama sekali.
"Rasanya sayang depo yang dibangun dengan biasa ratusan juta tersebut tidak dimanfaatkan dan hanya mangkrak," katanya.
Irawan mengatakan depo tersebut dibangun dengan biaya murni dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman.
"Kami hanya menyediakan lahan saja, yang digunakan tanah kas desa. Kami pinjamkan ke DLH untuk membangun depo penampungan sampah sementara," katanya.
Ia mengatakan, pihak desa memang meminta sebelum depo itu beroperasi agar dilakukan pengerasan akse jalan ke depo.
"Namun hingga perbaikan akses jalan selesai depo tidak juga beroperasi," katanya.
Depo tersebut, kata dia, rencananya difungsikan sebagai tempat pengumpulan sampah sementara, selanjutnya sampah tetap akan dibuang ke TPST Piyungan.
" Depo ini bisa menampung sampah dari beberapa desa yang lain. Kami siap mendukung jika nantinya depo sampah bisa beroperasi. Irawan pun berharap agar DLH tidak semerta-merta membangun lalu tidak difungsikan. Harapannya segera dapat dioperasikan, karena akses sudah ada, sudah baik, tinggal menunggu DLH kapan mau diopersikan, karena lebih cepat lebih baik," katanya.
Kepala Seksi Persampahan DLH Kabupaten Sleman Suryantana mengaakan proyek depo senilai Rp300 juta lebih tersebut itu saat ini tanggung jawab sepenuhnya sudah dilemparkan ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelola Persampahan dan Limbah.
"Pengelolaannya di UPT tapi saat ini memang belum bisa dioperasionalkan. Mangkraknya depo sampah itu akibat dulu ada permintaan dari warga untuk memperbaiki akses jalan. Target kami tahun ini sudah mulai beroperasi," katanya.
Depo Sampah Desa Triharjo dua tahun mangkrak
Kantor Pemerintag Kabupaten Sleman (Foto ANTARA/ags)
