Petenis Osaka tertekan

id Naomi Osaka,Arantxa Sanhez Vicario,Perancis Terbuka

Petenis Osaka tertekan

Petenis Jepang Naomi Osaka (Reuters)

Jakarta (ANTARA) - Mantan petenis top dunia Arantxa Sanchez Vicario menilai penampilan fluktuatif Naomi Osaka akhir-akhir ini menjelang Prancis Terbuka adalah pertanda bahwa petenis Jepang itu sedang berjuang menghadapi tekanan sebagai petenis nomor satu dunia.

Seperti dikutip Reuters, Osaka (21), mengejutkan dunia tenis ketika dia mengalahkan Serena Williams di final AS Terbuka September 2018 untuk merebut gelar Grand Slam kedua berturut-turut setelah Australia Terbuka tahun ini.

Prestasi tersebut langsung melambungkan Osaka ke peringkat teratas dunia dan menjadi petenis Asia pertama yang menjadi petenis nomor satu dunia di sektor tunggal.

Dia juga petenis putri pertama yang memenangi dua turnamen secara beruntun setelah Jennifer Capriati pada 2001, tetapi prestasi Osaka yang meroket mulai anjlok menjelang Prancis Terbuka.

Dia menarik diri dari Italia Terbuka pada Jumat karena cedera tangan, sehingga diragukan untuk bisa tampil maksimal di Roland Garros.

"Itu bisa terjadi pada semua orang," kata Sanchez Vicario, juara tiga kali Prancis Terbuka kepada wartawan di India, tak lama sebelum penarikan terakhir Osaka.

“Ketika Anda mencapai nomor satu, tekanannya berlipat ganda dan semua orang ingin mengalahkan Anda," kata Sanchez yang sekarang berusia 47 tahun.

Sukses Osaka telah menjadikannya salah satu pemain paling laku di pasaran dan keputusannya beralih dari Adidas ke Nike bulan lalu menjadi bahan berita utama di seluruh dunia.

Namun, belakangan ia harus berjuang melawan cedera dan penampilan yang terus menurun. Keputusannya memecat pelatih Sascha Bajin kurang dari sebulan setelah kemenangannya di Melbourne pada Januari lalu, juga menimbulkan tanda tanya besar.

Sanchez Vicario yang berada di Bengaluru, India untuk mempromosikan TCS World 10K, menyadari akan bahaya perangkap ketenaran dan menyatakan empati dengan usaha penyeimbangan yang dilakukan Osaka.

Sanchez berusia 17 tahun ketika membuat kejutan dengan menjungkalkan Steffi Graf di final Prancis Terbuka 1989 untuk memenangi gelar Grand Slam pertama dari empat gelar yang telah diraihnya

Tapi, berbeda dengan Osaka, Sanchez harus menunggu lima tahun untuk meraih gelar juara Grand Slam yang kedua.

“Saya tidak punya beban saat melawan Steffi, tetapi setelah itu semua mengharapkan saya menang terus dan langsung menjadi nomor satu. Bukanlah hal yang mudah untuk mengatasinya ketika Anda masih muda," katanya.

Osaka mengundurkan diri dari Qatar Terbuka karena masalah punggung pada Februari dan dikalahkan oleh Kristina Mladenovic dalam pertandingan pertamanya di Dubai beberapa minggu kemudian.

Dia kalah dari Belinda Bencic dari Swiss di babak 16 besar di Indian Wells pada bulan Maret dan perempat final Madrid Terbuka awal bulan ini.

Kekalahan putaran ketiga oleh Hsieh Su-wei Taiwan di Miami Open diikuti dengan pengunduran dirinya dari semifinal Stuttgart akibat cedera perut.

Meskipun mengalami kemunduran baru-baru ini, Sanchez Vicario yakin bahwa Osaka akan segera kembali mendapatkan penampilan terbaiknya.

"Jika dia bebas dari cedera, pastinya dia adalah pemain yang harus diawasi setelah dominasi Serena Williams. Jika dia sehat, (Osaka) salah satu penantang gelar juara, "kata Sanchez Vicario.
Baca juga: Petenis Osaka versus Bertens di perempatfinal Italia Open