Gunung Kidul menargetkan pemberian vaksin selesai jelang Idul Adha

id Antraks,Gunung Kidul

Gunung Kidul menargetkan pemberian vaksin selesai jelang Idul Adha

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menargetkan pemberian vaksin hewan ternak di wilayah endemik antraks selesai menjelang hari raya Idul Adha pada 11 Agustus.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan pihaknya melakukan vaksin antraks terhadap 450 ekor sapi, 924 ekor kambing, dan 20 ekor domba.

"Total hewan ternak yang direncanakan divaksin, yakni 839 ekor sapi, 1.852 ekor kambing dan 30 ekor domba. Kami targetkan sebelum Idul Adha selesai divaksin," kata Bambang.

Bambang mengatakan vaksin diberikan di zona kawasan penyakit antraks, yakni zona merah dan zona kuning. Zona merah meliputi Dusun Grogol I, Desa Bejiharjo sebanyak 67 ekor sapi, dan 175 ekor kambing. Dusun Grogol II, Desa Bejiharjo, vaksin diberikan terhadap 21 ekor sapi, dan 72 ekor kambing.

Dusun Grogol III, Desa Bejiharjo, vaksin diberikan terhadap 93 ekor sapi, dan 264 ekor kambing. Dusun Grogol IV, Desa Bejiharjo, vaksin diberikan terhadap 25 ekor sapi, dan 72 ekor kambing. Dusun Grogol V, Desa Bejiharjo, vaksin diberikan terhadap 54 ekor sapi, dan 143 ekor kambing.

Selanjutnya, di Dusun Kajar 3, Desa Wonosari, vaksin diberikan terhadap 107 ekor sapi, 151 ekor kambing, dan satu ekor domba. Dusun Tawarsari, Desa Karangtengah, vaksin diberikan terhadap 22ekor sapi, 51 ekor kambing, dan sembilan ekor domba.

"Jumlah hewan ternak di zona merah yang divaksin ada 389 ekor sapi, 928 ekor kambing, dan 10 ekor domba," kata Bambang.

Zona kuning meliputi Dusun Grogol II, Desa Bejiharjo, vaksin diberikan terhadap 70 ekor sapi, dan 150 ekor kambing. Dusun Gunungsari, Desa Bejiharjo, vaksin diberikan terhadap 60 ekor sapi, dan 1o0 ekor kambing. Selanjutnya, Dusun Banyubening I, Banyubening II, Kulwono, Kedung I dan Kedung II (Desa Karangtengah), Budegan I, dan Budegan II (Desa Piyaman), dan Selang II (Desa Selang).

"Vaksin dibagi dalam dua zona, yakni zona merah dan kuning. Adapun untuk zona merah yakni Dusun Grogol 1,II,III,IV,V di Desa Bejiharjo, Karangmojo, hingga wilayah Wonosari yang berbatasan Grogol IV, yakni Dusun Tawarsari di Desa Wonosari dan Dusun Kajar III di Desa Karangtengah," katanya.

Vaksin untuk pencegahan antraks akan diberikan secara berkala selama sepuluh tahun. Setiap tahunnya, hewan ternak ini akan diberikan vaksin sebanyak dua kali.

Bambang mengatakan pemberian vaksin ini menimbulkan beberapa risiko diantaranya sampai mati. Selain vaksinasi, menjelang Idul Adha akan dilakukan sosialisasi kepada takmir masjid dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Harapannya setelah dilakukan sosialisasi maka mereka paham tentang penyakit antraks. Sosialisasi ini penting untuk mengetahui tentang penyakit antraks," katanya.

Dia mengatakan sampai saat ini, pihaknya masih melakukan penelusuran asal mula antraks sampai ke Gunung Kidul. Wilayah lain di sekitar Gunung Kidul yang pernah ditemukan kasus antraks, seperti Wonogiri, Pacitan, hingga Kulon Progo.

"Sehingga dari prediksi para ahli jauh hari Gunung Kidul kemungkinan besar bisa terpapar penyakit berbahaya itu," katanya.

Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul, Retno Widyastuti mengatakan hewan terjangkit anthraks baru pertama kali terjadi di kabupaten Gunung Kidul, dan ada banyak kemungkinan anthrax bisa terbawa masuk ke Gunung Kidul.

"Sampai saat ini, wilayah yang terpapar antraks masih di Dusun Grogol IV," katanya.
Baca juga: Gunung Kidul memvaksin 839 ekor sapi cegah penyebaran virus antraks