Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta menyebutkan,pengolahan sampah secara mandiri oleh warga di Kecamatan Tegalrejo masih membutuhkan penyempurnaan sehingga belum bisa direplikasi untuk diterapkan di wilayah lain.
“Ada tiga pengolahan sampah yang memanfaatkan sistem pembakaran. Dua bagus, tetapi satu belum bisa dibilang bagus karena masih menimbulkan asap tebal,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Selasa.
Mekanisme pengolahan sampah yang diterapkan di Kecamatan Tegalrejo seluruhnya menggunakan sistem pembakaran yang dilakukan di dalam wadah semacam tungku, namun bahan utama untuk konstruksi pembakaran sampah tersebut berbeda-bada.
“Ada yang memakai batu tahan api dan ada pula yang dilengkapi dengan semacam cerobong asap. Namun, semuanya dilakukan dengan pembakaran,” katanya.
Suyana menyebutkan proses utama dalam pengolahan sampah tersebut adalah pembakaran maka yang perlu dilakukan peningkatan suhu pembakaran setinggi-tingginya agar sampah bisa terbakar sempurna dan tidak menyisakan polusi yang akan merugikan warga sekitar.
“Guna meningkatkan suhu pembakaran agar mencapai suhu yang setinggi-tingginya, misalnya 500 derajat celcius, maka ada beberapa perlakuan tambahan yang dibutuhkan. Salah satunya memanfaatkan bahan bakar gas untuk pembakaran,” katanya.
Sedangkan untuk mengatasi asap tebal yang muncul, lanjut Suyana, perlakuan yang akan diterapkan adalah dengan mengalirkan asap yang dihasilkan melalui pipa ke air. “Harapannya, ada perubahan bentuk asap menjadi cair sehingga tidak menimbulkan polusi udara untuk warga di sekitar,” katanya.
Setiap tempat pengolahan sampah di Tegalrejo mampu mengolah sekitar empat meter kubik sampah atau setara dengan rata-rata volume sampah yang dihasilkan warga dalam satu rukun warga per hari. Sampah yang dibakar tersebut menghasilkan abu.
Abu yang dihasilkan tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lain, salah satunya bahan baku pembuatan batako.
Keberadaan pengolahan sampah di Kecamatan Tegalrejo tersebut diharapkan dapat mengurangi volume sampah dari Kota Yogyakarta yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan meskipun di Kota Yogyakarta sudah ada sekitar 450 bank sampah.
Baca juga: Sekolah di Yogyakarta didorong mengembangkan bank sampah
Berita Lainnya
DLH Gunungkidul melaksanakan pengawasan lokasi pembuangan sampah Giring
Senin, 6 Mei 2024 20:20 Wib
Pemda DIY sayangkan pembuangan sampah di bekas tambang di Gunungkidul
Senin, 6 Mei 2024 16:56 Wib
Pemkab Bantul mengedukasi pelaku pembuang sampah tidak pada tempatnya
Senin, 6 Mei 2024 12:45 Wib
Pemkab Bantul: Tiga TPST mampu olah sampah 150 ton
Minggu, 5 Mei 2024 19:36 Wib
Bantul meresmikan fasilitas pengelolaan sampah program Eco-Village
Sabtu, 4 Mei 2024 16:38 Wib
Pemkab Bantul tingkatkan kapasitas kelola sampah di TPST tingkat kelurahan
Jumat, 3 Mei 2024 18:36 Wib
Pemkab Sleman mewajibkan seluruh pegawai memiliki biopori
Jumat, 3 Mei 2024 11:11 Wib
Lulusan teknik lingkungan di Indonesia agar ambil sertifikasi insinyur
Sabtu, 27 April 2024 16:09 Wib