Bantul mencanangkan Kambing Indukan Wajib Bunting percepat populasi naik

id Dinas Pertanian,populasi sapi,indukan sapi

Bantul mencanangkan Kambing Indukan Wajib Bunting percepat populasi naik

Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tahun 2019 mencanangkan Program Kambing Indukan Wajib Bunting sebagai upaya mempercepat kenaikan populasi hewan ternak tersebut.

"Satu-satunya yang berani mencanangkan Kiwab (Kambing indukan wajib bunting) itu baru Bantul, karena memang kesulitan di dalam meningkatkan populasi kambing ini," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Kamis.

Menurut dia, Kiwab merupakan terobosan daerah dalam mempercepat populasi kambing, seperti halnya pada sapi atau Kiwab, bahwa kiwab ini dilakukan dengan cara kawin suntik atau inseminasi buatan (IB) pada kambing betina.

ia mengatakan Program Kiwab juga sesuai arahan dari Direktorat Jenderal Peternakan Kementan yang menargetkan populasi ternak baik sapi dan kambing bisa mencapai dua kali lipat untuk swasembada daging hingga lima tahun depan.

"500 ekor bahkan lebih tiap hari dipotong di Bantul untuk kuliner, ini yang menjadi tantangan kami bagaimana ke depan tidak hanya kualitas tapi kuantitas dari ternak khususnya kambing dan sapi bisa kita capai," katanya.

Baca juga: Bantul menargetkan program Siwab jangkau 24 ribu sapi

Pulung mengatakan untuk tahun pertama Program Kiwab di Bantul atau pada 2019 ini ditargetkan bisa menjangkau sebanyak 2.500 ekor.  Untuk mewujudkan itu, pihaknya melibatkan petugas IB dan dokter hewan di bidang Kesehatan Hewan.

"Minimal 50 persen dari jumlah itu harus bisa bunting, memang jumlah kambing yang di Kiwab lebih kecil dari sapi karena untuk IB kambing lebih sulit, terutama di dalam kerangka melihat birahinya," kata Pulung.

Dia menyebutkan untuk Program Siwab di Bantul sudah berjalan beberapa tahun terakhir dan pada 2019 ditargetkan menyasar 24 ribu sapi. Menurut dia, untuk mengetahui birahi sapi lebih mudah dibanding kambing.

"Ini yang perlu kita kembangkan, untuk IB kambing yang sebanyak 2.500 ekor itu gratis, kemudian sapi yang 24 ribu juga gratis, kalau lebih dari itu beli (biaya IB) sendiri," katanya.